Bab Sembilan Belas.

1.6K 66 6
                                    

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK
DENGAN
👇

VOTE

AND

KOMEN

.
.
.

🐊🐊🐊

Kejadian yang menimpa kemarin membuat efek berkepanjangan bagi Jos. Pria yang memakai kemeja putih berlengan panjang yang digelung sampai siku, menghela napas begitu panjang lalu menyandarkan kepala di kursi kebesarannya di ruang kerja.

Matanya begitu sayu pagi ini, tak ada semangat yang berkobar seperti biasa, mungkin penyebabnya karena tadi malam ia tidak melakukan perburuan.

Entahlah, rasanya ia tidak berselera. 

"Tuan."

Jos menatap lesu ke arah pintu yang menjeblak lebar. Ia pun mengedikkan dagu; mengode Ugo untuk masuk.

Pengawal pribadinya yang sangat patuh itu masuk, memberikan sebuah berkas berisi pekerjaan yang perlu ditandatangani. "Tuan, tidak ke kantor hari ini?"

Jos menggeleng lemah seraya mengambil berkas itu. "Tidak. Bukankah mama menyuruhku untuk meluangkan waktu hari ini?"

Ugo lantas mengangguk, menunduk sopan. Kedua tangannya menyatu di bawah perut. Gerak-geriknya yang seperti ingin membicarakan sesuatu rahasia terbaca oleh Jos. "Ada sesuatu?" tanyanya.

Jos kembali bersandar lalu bersedekap dada. Matanya menatap intens pengawalnya. "Katakan," ujarnya dengan suara rendah.

Ugo segera mengambil ponsel di dalam saku lalu diberikan pada Jos. "E.S menemukan sesuatu yang menjanggal pada sistem transaksi hitam kita, Tuan."

Jos lantas menegapkan punggung. Ia memandang ponsel Ugo. "Jadi?"

"Ada yang ingin meretas sistem kita, Tuan."

Jos mengepalkan tangannya. Rahangnya mengeras selaras netranya menajam. Jos segera berdiri lalu menyembunyikan kepalan tangan di dalam saku. "Pria tua itu? Atau X?"

"Keduanya sangat memungkinkan, Tuan. Sepertinya X tahu transaksi yang akan kita lakukan di Los Angeles nanti."

Jos menyeringai. Ia pun menundukkan pandangannya menatap lantai marmer. Memirkirkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Netranya kembali terangkat, menatap Ugo. "Setelah kejadian itu, X tidak akan tinggal diam."

Ugo mengangguk, mengiakan.

Jos beranjak ke depan lalu bersandar pada tepi meja. "Kalau begitu, pengamanan E.S harus dikencangkan lagi dan juga pengawal E.S harus benar-benar dilatih karena aku membutuhkan beberapa pengawal yang akan ikut ke LA nanti."

Ugo membalas tatapan Jos. "Maksud, Tuan. Anda ingin mengajak pengawal kita untuk traksaksi ini?"

Jos mengangguk.

Ugo sedikit keberatan. "Tapi, ini sangat berbahaya, Tuan. Selama ini, hanya kita berdua yang menyelesaikannya."

Senyuman Jos terukir, ia berdiri tegap lagi, tangan kekarnya menepuk bahu Ugo berulang kali. "Karena kali ini, pria tua itu akan ikut campur, Go."

Kening Ugo mengkerut.

"Setidaknya kita harus berjaga-jaga mulai sekarang. Karena polisi juga sedang mengintai transaksi ini."

Ugo terbungkam.

Jos pun membalikkan tubuhnya lalu berjalan mendekati jendela kaca yang menampilkan taman depan istananya. Senyumnya memudar selaras tatapan yang menyipit tajam. "Ini semua demi ayahku."

Scandal CassanovaWhere stories live. Discover now