Bab enam.

3.1K 79 5
                                    

Pantas saja, Ling selalu menyanjung keluarga Maheswari Grup sebagai salah satu keluarga yang kaya raya. Dan jika Brianna tak salah dengar, waktu itu Ling berkata jika kediaman Maheswari disebut sebagai istana.

Mungkin jika kedua mata Brianna saat ini tidak terbelalak, ia akan meralat ucapan Ling dengan suka rela. Namun, yang ia pandang saat ini memang benar-benar seperti istana megah yang seolah tingginya mengkilap di langit sana. Mulut Brianna terbuka lebar seraya mendongak dengan mata menyipit. Kilauan atap yang berbentuk bundar berukiran emas itu tampaknya begitu menakjubkan. Apalagi, tiang-tiang kokoh yang menjulang dilapasi cat putih begitu memanjakan mata.

Cr: Pinterest

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cr: Pinterest. (buat pemanis saja)

"Bryan, kau tidak apa-apa?" Jessie yang baru saja turun dari mobil menoel lengan Brianna membuat perempuan yang menyamar itu terkesiap.

Brianna segera menutup mulut. Ia menelan ludah lalu mengerjap gugup. "Tidak apa-apa, Nona."

Jessie tersenyum begitu tulus dan juga manis pada Brianna. Gadis itu menyelipkan anak rambutnya ke telinga, sedangkan Jos dan Ugo juga turut keluar dari mobil.

Mereka sudah sampai di istana Maheswari. Ya, seperti itulah orang-orang menyebutnya. Brianna kembali memutar tubuhnya dan mengamati pelantaran rumah orang kaya ini. Gerbang yang terbuat dari besi itu mempunyai sistem otomatis membuat Brianna mengangkat alis, begitu pun dengan pemandangan taman dengan hamparan rumput hijau di kedua sisinya, sangatlah indah.

Melihat ini semua, tak heran kenapa Grace mengincar Jos—pria kurang ajar itu, pikir Brianna.

Ternyata benar dengan pribahasa di atas langit masih ada langit. Buktinya, Brianna yang terlahir sebagai orang mampu tetap saja terperangah dengan kemegahan rumah orang-orang kaya seperti mereka.

"Jos!"

Mereka semua lantas menoleh ke asal suara yang keluar dari megafon. Alis Brianna mengernyit saat menatap seseorang wanita bertopi besar sedang berkacak pinggang.

"Mama!" Jos melambaikan tangannya begitu riang. Tawanya pun meledak saat menyapa mamanya itu.

"Cepat kemari! Sebelum mama sunat juniormu, itu!" teriak Iswara yang berdiri di paviliun sambil memegang toa. Jarak paviliun itu sedikit jauh dari tempat Jos berdiri saat ini.

Jos berdecak pelan lalu menyugar rambutnya. Namun, ia tetap menebar senyuman pada mamanya. "Aish, dia selalu mengancam juniorku," gumamnya.

Brianna yang tak mengerti hanya bisa terdiam sampai Jessie mendekat dan berbisik pelan. "Jangan terkejut, Bryan. Mamaku memang sedikit aneh."

Brianna hanya tersenyum singkat.

"Bagaimana kalau kita memainkannya lagi, Ugo?" tanya Jos tiba-tiba.

Scandal CassanovaWhere stories live. Discover now