Bab Dua Tujuh.

2.2K 118 9
                                    

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK

DENGAN CARA VOTE AND KOMEN.

.
.
.

Hargai pengarang ini dengan vote dan komen ya, gratis kok🤗

Makacihh

Happy Reading

.
.
.

🐊🐊🐊

Terguncang mungkin kata yang kurang tepat dalam menggambarkan situasi ini. Dunia Jos seolah berhenti di satu kondisi yang tak tentu arah. Pekat juga seakan menguasai. Namun anehnya, bibir Jos malah melengkung membentuk senyum simpul.

Pria itu duduk di salah satu kursi panjang di rumah sakit, kaos-nya yang terdapat bercak darah mulai mengering. Punggungnya membungkuk selaras matanya yang mengerjap. 

"Demi Tuhan! Dia perempuan, Bangsat!"

Teriakan Aston masih melekat bagaikan perangko di benaknya. Jos berdesis dan bagaikan mengurai benang kusut, Jos mengurai perlahan maksud dari perkataan Aston beberapa jam yang lalu.

Tentu, dia bukan pria bodoh yang tidak mengerti apa yang dimaksud Aston, tetapi yang menjadi pertanyaannya adalah, kenapa?

Lamunan Jos lantas terganggu saat pintu ruang operasi terbuka. Jos segera berdiri, penampilannya masih acak-acakkan, tetapi pesona-nya sebagai pria jantan tak berkurang sedikit pun.

"Dia beruntung karena lukanya tidak dalam." Aston menjelaskan sembari memakai kacamatanya setelah keluar dari ruang operasi.

Jos terdiam sesaat. Ia sedikit memiringkan kepalanya untuk menatap ruangan itu. Aston yang melihat ekspresi Jos menyeringai tipis. "Dia akan kupindah ke ruang perawatan."

Jos segera menyahut. "Pindahkan dia ke ruangan vvip."

Aston mengangguk. "Baiklah."

Kedua pria itu terdiam sejenak, membiarkan lenggang mengambil alih. Lantas Aston menghela napas panjang kemudian berkata lagi sembari bersandar pada dinding. "Aku tahu sejak pertemuan awal kalau dia perempuan, kenapa bisa kau tidak tahu jika pengawalmu itu perempuan?"

Jos mengerjap. Ia menaikkan alisnya kemudian tersenyum. "Mungkin aku tidak tahu, tapi juniorku selalu tahu," elaknya karena tidak ingin terlihat bodoh di hadapan Aston.

Aston mengernyit. "Junior?"

Jos hampir tertawa memikirkan kekonyolannya sendiri. Ia lantas menunjuk selangkangannya pada Aston. "Ju-ni-or. Dia terbaik soal wanita. Anggap saja, aku sudah tahu jika dia wanita karena kejantananku." 

Aston lantas berdecak, mengerti apa yang dimaksud Jos. "Dasar, Bajingan."

Jos hanya menjilat bibir. Ia benar-benar hampir tertawa jika mengingat dirinya yang berpikir hampir gay dan seksualitasnya berubah.

Aston kembali menegakkan tubuhnya. Ia pun memasukkan tangan ke dalam saku. "Kau sudah mencari tahu tentang pengawalmu ini?"

Jos mengedikkan bahu. "Tentu, Ugo yang membereskannya." Memang, setelah perkataan Aston mengguncangkan mereka, Jos menyuruh Ugo untuk mencari tahu tentang identitas pengawal barunya itu.

Scandal CassanovaWhere stories live. Discover now