Bab tiga puluh.

1.7K 96 9
                                    

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK

DENGAN CARA VOTE AND KOMEN.

.
.
.

Hargai pengarang ini dengan vote dan komen ya, gratis kok🤗

Makacihh

Happy Reading

.
.
.

🐊🐊🐊

"Kau akan menyesal menolak penawaranku ini, Anna. Lihatlah nanti, bagaimana aku bisa mengembangkan senyuman keluargamu hingga kau yang akan menangis darah."

Perkataan Jos seminggu yang lalu ternyata tak main-main. Buktinya, saat Brianna keluar dari rumah sakit saat ini, wajah keluarga Hanenda begitu berseri-seri.

Mereka tertawa bahagia di ruang tamu, padahal ada putrinya yang sedang terluka dan baru pulang dari rumah sakit, tetapi tak ada satu pun dari mereka yang menyambut. Brianna berdiri di ambang pintu, menatap tajam pada tiga manusia yang selalu membuat hatinya meradang.

"Tidak! Tidak! Papi! Untuk makanannya, kita harus datangkan chef terkenal."

"Benar, kata Grace. Kita akan kedatangan keluarga Maheswari, Pi. Kita tidak boleh buat kesalahan lagi.

"Benar juga."

Brianna mendengkus. Ternyata kebahagiaan mereka karena keluarga Maheswari akan datang kemari. Brianna memang tidak mendapatkan kabar apa pun, seminggu ini memang Jos tidak pernah lagi muncul dihadapannya. Ah, mungkin pria itu sedang menyiapkan misi-nya untuk membuat Brianna berdarah-darah.

"Bry, kenapa berdiri di sini? Kau masih sakit." Ling segera memegang lengan Brianna setelah memarkirkan mobilnya.

Mendengar suara Ling, membuat Grace, Broto juga Susan menoleh ke pintu utama. Mereka berdiri, tatapan mereka menyalang para Brianna.

"Ayo, masuk," kata Ling lalu menuntun Brianna.

Langkah Brianna memasuki rumah yang bagaikan neraka baginya, matanya membalas tatapan mereka, tak kalah menyalang juga tak kalah membara.

Brianna ingin melihat, siapa yang akan menghentikan langkahnya pertama kali. Bibir Brianna lantas berkedut saat Susan yang menghampirinya pertama kali dengan kepalan tangan yang begitu erat.

Plakkk!

Suara tamparan mendadak terdengar perih. Ketegangan kian menusuk, semua orang terkejut akan tindakan Susan pada Brianna.

"Dasar, kurang ajar! Berani-beraninya kau mengusik kebahagiaan putriku, hah! Kau pikir sudah menang? Hah?!"

"Tante! Brianna baru keluar dari rumah sakit! Bry—"

"Kenapa tidak mati sekalian, hah!" sahut Susan yang kemarahannya menggebu-gebu.

Ling mengepalkan tangan, ia ingin membela namun ditahan oleh Brianna. Brianna menghela napas kemudian melirik Susan. Namun, mulutnya tetap bungkam. Hanya saja, Brianna terlalu enggan untuk berdebat.

"Ayo, Ling." Brianna menarik lengan Ling ingin menuju kamarnya, tetapi baru dua langkah, suara Broto menghentikan langkah mereka.

Scandal CassanovaWhere stories live. Discover now