Bab Tiga Puluh Dua.

2.4K 108 37
                                    


JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK

DENGAN CARA VOTE AND KOMEN.

.
.
.

Hargai pengarang ini dengan vote dan komen ya, gratis kok🤗

Makacihh

Happy Reading

.
.
.

🐊🐊🐊


Setelan jas hitam Jos sudah ternoda bahkan basahnya mengenai pada kemeja putih dalamannya. Bukan hanya itu, wajahnya yang mengeras teraliri air dari semburan mulut Brianna.

Persekian detik waktu berjalan semua orang termangu, bahkan jarum jam seolah bergerak konstan. Mulut mereka menganga, matanya mengerjap penuh kewaspadaan.

"Astaga! Astaga! Jos!" Iswara yang lebih dulu menguasai dirinya—mamanya itu terkesiap lantas duduk gusar sembari menarik selembaran tisu yang tersedia di atas meja. "Kau––––kau baik-baik, saja?" tanyanya hati-hati seraya menyeka wajah putranya itu.

Maheswari adalah keluarga terhormat––––tergolong keluarga pengusaha yang tersohor di negeri ini. Tentu, mendapatkan hal yang tidak pantas membuat siapa saja akan meradang, apalagi Iswara yang sangat menjujung tinggi adab dan kehormatan keluarganya.

Iswara lantas menatap Brianna. Matanya menyalang menjurus ke arah wanita tomboy itu. "Kau..,?!"

Namun, tangan Iswara segera digenggam oleh Jos seakan menenangkan mamanya. "Tenanglah, Ma," sahutnya. "Dia juga terkejut."

Tentu saja! Lihatlah ekspresi Brianna yang melongo. Mulutnya menganga, bisa saja air liurnya menitik saat ini juga. Bukan hanya Brianna saja yang bereskpresi demikian, tetapi seluruh keluarga Hanenda juga sama.

"Jadi—––" Jos kembali bersuara, menggantung kalimatnya, menanti jawaban yang memuaskan. "Bagaimana?"

Susan dan Broto sudah terkendali, mereka saling melempar tatapan. Jelas, bukan ini yang mereka mau. Mereka menginginkan Grace lah yang dilamar bukan Brianna. Broto berdeham lalu membernarkan duduknya dengan gelisah. "Mak–––maksud Anda–––?"

Jos kembali mengangguk, mengulang kalimatnya lagi yang mampu membuat kesadaran semua orang tertarik. "Yah, aku melamar putri sulung kalian, Brianna Hanenda," jelasnya.

Mendengar pengulangan kalimat keramat itu, membuat Brianna menarik napasnya begitu dalam kemudian mengatupkan mulut lalu mengerjap.

Sementara Grace sudah meradang begitu hebat, wajahnya memerah, urat-uratnya timbul bahkan napasnya memburu kuat. Ia mendadak berdiri kemudian melangkah pergi.

"Grace?! Grace?!" Susan memanggil putrinya kemudian menatap semua orang. "Sebentar, ya." Susan ikut berdiri lalu menyusul putrinya yang masuk ke dalam kamar.

Broto pun juga sama, melihat kesedihan yang terpancar dari Grace membuatnya tak tega, ia juga berdiri dan berpamitan sebentar pada tamunya lalu menyusul istri dan anaknya.

Iswara yang melihat itu menghela napas. Ia melirik Jos dengan nyalang. "Kau mengagetkan kita semua, Jos! Bukankah kau bilang ingin berkunjung ke sini untuk melamar—?"

Scandal CassanovaWhere stories live. Discover now