Part 18 - Pulang

111 8 0
                                    


Waktu yang menunjukkan hampir tengah malam, membuat seseorang kebingungan mencari sebuah taxi untuknya pulang.

Pria yang tadi menjemputnya tidak tahu kemana, kedua temannya juga bahkan sudah pulang terlebih dahulu.

"Apa gue telepon kakek aja ya, minta pak Dodi jemput?" Tanyanya pada dirinya sendiri.

"Tapi kasian, jam segini kakek pasti udah tidur. Eh, kakek kan pernah ngirimin no Pak Dodi." Ucapnya, lalu ia mengambil ponselnya yang berada didalam tasnya itu.

Ia menekan tombol on pada ponselnya itu, namun ponselnya tidak menyala. Ia sudah menekan nekan ponselnya itu tetapi tetap tidak menyala.

"Yahh, pake mati segala ni ponsel." Ucapnya.

"Gimana gue pulang, ga mungkin gue jalan kaki." Ucapnya sambil kembali melirik kearah jalanan.

Jalanan kini mulai sepi, motor dan mobil juga sudah tidak ada yang berlalu lalang. Hanya tinggal ia sendiri, yang masih menunggu kendaraan untuk pulang.

Byurrr

"ARKHH." Teriak Xalva saat ada mobil yang sengaja berhenti, lalu ada orang yang membuka kaca jendela mobilnya itu dan menyiramnya menggunakan air di dalam botol.

"SIALAN!" Sentak Xalva kepada orang yang didalam mobil itu.

"Aduh basah deh, sorry gue ga sengaja. Soalnya ga liat ada cupu yang lagi diem dipinggir jalan." Ucap Lyora.

"GA LIAT? MATA LO BUTA HAH?!" Sentak Xalva.

Sungguh ia sudah sangat sabar selama ini, ia selalu menahan emosinya. Namun  tidak tahu kenapa kali ini ia tidak bisa menahan emosinya.

"Berani lo marah marah sama gue? Liat aja besok apa yang akan gue lakuin ke lo!" Ucap Lyora memperingati.

"Heh cupu, beli topeng dimana lo atau lo oplas ya?" Tanya Hezzel

Xalva hanya terdiam, ia tidak menjawab apa yang dikatakan oleh orang-orang itu lagi. Ia hanya fokus mencari kendaraan yang bisa ia tumpangi.

"Cupu, mau numpang mobil gue ga? Daripada lo berdiri disini kayak patung jalan." Ucap Della.

"Ga makasih, ogah banget gue semobil sama cabe-cabean." Tolaknya.

"KURANG AJA LO!" Ucap Lyora kesal.

"Cabut." Ucap Lyora.

Sebelum mobilnya melaju pergi, Lyora melemparkan botol kosong itu kepada Xalva.

Xalva memegang kepalanya yang terkena botol itu, keningnya memerah dan untung saja botol nya terbuat dari plastik.

"Awas aja kalian." Ucapnya sambil mengepalkan tangannya.

TITTT

TITTT

"Berisik banget, bisa ga ga usah klakson kek gitu!" Ucap Xalva kesal, saat tiba-tiba ada sebuah mobil yang kembali berhenti didepannya.

"Ayo naik." Ucap pria yang berada didalam mobil itu, setelah membuka kaca jendelanya.

"Evan?" Ucap Xalva mengenali pria itu.

"Ayo naik, gue anterin." Ajak Evan.

"Oke." Terima Xalva, lalu ia membuka pintu mobilnya itu.

Xalva menatap Evan yang kini fokus pada jalanan. Ia memperhatikan cara Evan mengemudi dengan gagahnya.

Lalu pikirannya tidak sengaja membayangkan seseorang. Dan itu membuatnya sedikit tersenyum.

"Ngapain lo liatin gue sambil senyum-senyum? Gue ganteng?" Tanya Evan saat menyadari jika gadis yang disampingnya itu sedang memperhatikannya.

"Dih, gue liatin lo karena gue waspada aja. Siapa tau lo tiba-tiba berubah pikiran ga akan nganterin gue sampe rumah dan malah nurunin gue ditengah jalan." Ucap Xalva alasan.

DANGERWhere stories live. Discover now