Demam

458 14 1
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Dalira sudah bersiap-siap di dalam kamar. Keadaanya juga tampak lebih baik dari sebelumnya, ia memutuskan untuk kembali berangkat ke kampus seperti biasanya. Sebelum berangkat, ia ingin pamitan pada Adam yang tadi sudah turun kebawah untuk membuat kopi. Dalira sudah tiba di dapur dan melihat Adam yang sedang duduk sambil menelungkupkan kepalanya di atas meja makan dengan gelas kopi yang masih penuh di sampingnya.

"Kak Adam...." panggil Dalira mengguncang bahu Adam dari samping.

Adam melenguh sebentar, lalu mengangkat kepalanya. Ia mengusap wajahnya ketika melihat Dalira yang sudah rapi.

"Kamu mau berangkat sekarang?" tanya Adam pelan.

Dalira mengangguk pelan.

"Hari ini aku absen nganterin kamu dulu ya?" ucap Adam.

"Iya nggak apa-apa, Kak Adam masih ada kerjaan ya abis ini?" tanya Dalira duduk di samping Adam dan mengecek apakah kopi milik Adam masih hangat atau sudah dingin.

"Heum..." sahutnya.

"Adam lagi sakit tuh, Ra. Tadi ngadu ke Mami bilang badannya meriang sama demam juga. Tadi udah Mami kasih minum Paracetamol," ucap Susan yang datang dengan segelas air hangat, lalu meletakkannya di depan Adam.

"Sakit? Kok Kak Adam nggak bilang ke aku?" tanya Dalira seketika langsung meraba kening Adam yang hangat.

"Katanya takut kamu khawatir. Adam memang suka begitu, kalau sakit suka ditahan sendiri. Mami juga heran," ucap Susan.

Dalira memegang kedua pipi Adam yang juga menghangat. Raut wajahnya menunjukkan kekhwatiran. Dalira mengambil segelas air hangat yang tadi dibawa Susan pada Adam. Laki-laki itu menggeleng tanda menolak.

"Kak, minum dulu. Abis ini kita berobat ya?" tanya Dalira.

"Nggak usah, istirahat di rumah aja udah cukup," ucap Adam.

"Adam memang susah kalau disuruh berobat, Ra. Biarin dia istirahat dulu aja, nanti kalau demamnya nggak turun juga, Mami panggilkan dokter aja," ucap Susan.

Dalira mengangguk lalu membantu Adam untuk berdiri.

"Aku anterin ke kamar ya biar bisa istirahat," ucap Dalira dan langsung disetujui oleh Adam.

Keduanya beranjak menuju kamar. Setelah Dalira membantu Adam merebahkan dirinya, perempuan itu langsung mengompres dahi Adam dengan handuk basah dan air dingin.

Jodoh '5' LangkahWhere stories live. Discover now