Bagaikan Anak Ayam 🐤 Kehilangan Induknya

1.4K 52 22
                                    

***

Dalira bangun dari tidurnya karena mendengar suara alarm ponselnya. Ia mengikat rambutnya asal dan berjalan turun dari atas tempat tidur.

"Gawat gue ketiduran lagi, makalah gue..." ucapnya yang teringat dengan tugasnya malam tadi yang belum sempat ia selesaikan. Dalira mencari-cari laptopnya yang tidak ada di atas tempat tidur. Setelah dicari-cari akhirnya ia menemukan laptop miliknya di atas meja belajarnya. Dalira menghidupkan kembali laptopnya dan melihat file tugasnya malam tadi yang sempat ia tinggal tidur.

Dalira merasa sedikit aneh, bagaimana bisa makalah yang malam tadi baru ia buatkan covernya saja kini sudah selesai dengan baik dan rapi. Dalira bolak-balik mengeceknya untuk memastikan apakah ia salah lihat, memastikan apakah judulnya sudah sesuai.

"Benar kok ini judulnya udah sesuai, tapi kok bisa selesai gitu aja? Apa gue lupa kali ya? Tapi nggak mungkin lah. Terus siapa dong yang ngerjain?" ucap Dalira yang bertanya-tanya sambil melihat ke sekelilingnya.

"Apa Bunda yang ngerjain ya?" tanya Dalira. Selanjutnya Dalira menggeleng.

"Nggak mungkin, Bunda aja nginap di toko semalaman ini," ucap Dalira.

Dalira membuka file tugasnya dan menggulirnya hingga halaman akhir. Terjawab sudah siapa yang mengajarkan tugasnya malam tadi. Tertulis di halaman terakhir sebuah catatan kecil yang berbunyi

Kalau tidur ya tidur aja, Jangan bawa-bawa tugas! ~ ADM 🖤

Dalira menutup mulutnya ketika membaca note tersebut. Ia buru-buru langsung mengambil handuk dan segera berlari menuju kamar mandi untuk mengeluarkan isi perutnya yang mendesak ingin keluar.

Dalira mengeluarkan isi perutnya di wastafel kamar mandi. Setelah dirasa cukup akhirnya ia memutuskan untuk segera mandi.

Setelah selesai mandi dan berpakaian rapi, Dalira berjalan ke arah dapur untuk membuatkan sarapan. Dalira mengambil roti tawar dan mengoleskan selai cokelat di atasnya, namun aroma selai cokelat tersebut kali ini terasa sangat tajam di hidungnya. Dalira meletakkan rotinya dan tidak jadi memakan roti tersebut.

"Gue kenapa sih ini? Perasaan nggak biasanya mual gini. Apa gue masuk angin kali yah?" tanya Dalira memutuskan untuk melewatkan sarapannya pagi ini dan beranjak keluar dari rumahnya.

Bertepatan dengan itu ia melihat Adam yang sedang berbincang dengan seorang perempuan cantik di depan rumah Adam. Perempuan itu tampak tersenyum ramah kepada Adam dan keduanya tengah membicarakan sesuatu.

Dalira pura-pura tidak melihat dan berjalan keluar dari pekarangan rumahnya. Ia ingin memesan ojek online dan pergi secepatnya darisana sebelum Adam melihat dirinya.

Ternyata anak mata Adam sedari tadi memang sudah melihat Dalira yang sedang berjalan, namun ia abaikan karena merasa tidak enak hati jika memutus pembicaraan begitu saja antara dirinya dan perempuan didepannya kini. Pagi ini ia akan berangkat ke Amerika bersama teman perempuannya itu yang yang kebetulan keduanya sama-sama merintis bidang usaha yang sama. Sebut saja namanya Lidia, teman semasa SMA Adam dulu.

"Kayaknya kita emang harus berangkat sekarang deh, ada waktu sekitar 20 menit lagi menuju bandara," ucap Lidia.

"Ok, kita berangkat sekarang," ucap Adam yang masuk ke dalam mobil diikuti Lidia yang duduk di sampingnya. Saat sudah berada di dalam mobil Adam menyempatkan dirinya untuk melihat Dalira yang sedang berjongkok dan tampak berusaha untuk mengeluarkan sesuatu dari dalam mulutnya. Hati Adam cemas melihat kondisi Dalira, ingin rasanya ia turun dari dalam mobil dan menghampiri Dalira, namun ada hal yang harus ia selesaikan saat ini.

Jodoh '5' LangkahWhere stories live. Discover now