Bukan Tentang Es Krim

2.1K 78 0
                                    

Disinilah mereka saat ini, di sebuah pusat perbelanjaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Disinilah mereka saat ini, di sebuah pusat perbelanjaan. Adam dan Bella sudah berjalan di depan sedangkan Dalira ada di belakang mereka dengan memeluk boneka pisang berwarna kuning. Ya seperti janji Adam, ia membelikan boneka pisang sebagai ganti bonekanya yang hilang itu. Adam dan Bella tengah asyik bercerita panjang kali lebar sambil mengitari tempat tersebut. Mereka langsung dekat secepat itu. Adam yang memang notabene adalah mantan player wanita menjadikan dirinya tidak sulit membuat wanita nyaman dengannya. Tapi kali ia berjanji pada dirinya akan sampai ke pelaminan, bukannya berakhir di ranjang seperti sebelum-sebelumnya.

Dalira merasakan dadanya sakit dan sesak saat melihat Adam dekat dengan Bella. Dalira memaksakan senyumannya dan berhenti mengikuti langkah sejoli di depannya kini. Dalira sadar, ia tidak seharusnya berada disini. Tanpa ia sadari perasaan yang dulunya pernah ia kubur dalam-dalam kini muncul ke permukaan lagi. Dalira meremas boneka pisang di pelukannya dan memutar balik. Ia pergi tanpa sepengetahuan Adam dan Bella.

Setelah cukup lama berkeliling, Adam akhirnya berhenti sejenak. Ia baru ingat jika membawa Dalira kesini, Adam pikir pasti Dalira sudah lelah berjalan dan mungkin sudah haus atau kelaparan.

"Ra, lo udah lapar belum? Mau makan ap..." Adam menghentikan ucapannya karena tidak mendapati Dalira di belakangnya. Gadis itu menghilang.

"Astaga, dasar bodoh!" maki Adam pada dirinya sendiri. Pastilah Dalira pergi karena dirinya mengabaikan gadis itu. Adam merasa bersalah dan langsung menghubungi Dalira. Namun sayangnya nomor Dalira sudah tidak aktif.

"Dia pergi?" tanya Bella yang jelas-jelas sudah melihat Dalira tidak ada di belakang mereka.

"Kamu balik sendiri nggak apa-apa kan? Aku harus cari Dalira," ucap Adam yang panik. Persetan dengan Bella, yang ada dipikirannya saat ini adalah kemana ia harus mencari keberadaan Dalira?

Bella akhirnya mengangguk pelan, sedikit tidak rela memang.

Adam berjalan ke luar dari tempat itu dan mencari Dalira di seputaran parkiran.

"Anjing lo Dam!" maki Adam sambil menendang ban mobilnya kesal. Ia yakin jika Dalira pasti sudah marah padanya dan akan menjaga jarak dengannya. Hal yang sering Dalira lakukan sejak dulu saat ia marah atau kesal. Ia kenal bagaimana sifat gadis itu. Bertahun-tahun pernah mengenal satu sama lain membuat Adam tahu banyak tentang gadis itu.

***

Dalira masuk ke dalam rumah dengan hati yang dongkol. Bersamaan dengan itu sayup-sayup Dalira mendengar suara keributan dari arah kamar atas. Dalira masuk dan memastikan suara keributan itu.

"Kurang ajar kamu Mas, beraninya kamu bawa wanita simpanan kamu ke rumah ini. Aku kurang apa di mata kamu Mas? Kenapa kamu tega berselingkuh di belakang aku? Jawab Mas!" Novi, Bunda Dalira tampak sudah menangis sambil menarik tangan pria yang tak lain adalah Ayah Dalira. Dalira bisa melihat bagaimana air mata Bundanya bercucuran dengan deras. Sedangkan wanita yang berada di samping Ayahnya tampak tersenyum puas sambil memegangi tangan Ayahnya Dalira. Dalira menggeleng tak percaya, rasa-rasanya saat berangkat pagi tadi semuanya baik-baik saja, Bunda dan Ayahnya itu masih harmonis seperti biasanya. Lalu kenapa sekarang berubah menjadi sekacau ini?

Jodoh '5' LangkahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang