Benci Berkedok Cinta

598 24 7
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Dalira bangun dari tidurnya karena merasakan mual yang begitu hebat. Ia berlari menuju kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya di sana. Setelah dirasa cukup Dalira mencuci muka dan menggosok giginya.
Dengan wajah yang masih lesu Dalira beranjak keluar dari kamar mandi, melihat ranjang yang sudah kosong, sepertinya Adam sudah pergi bekerja saat dirinya tengah nyenyak tidur.

Mata Dalira tidak bisa lepas dari surat kecil yang ia lihat di atas nakas, kertas yang berisi tulisan singkat.

Aku pergi lebih cepat hari ini, maaf ya nggak bisa anterin kamu ke kampus hari ini. Tadi aku udah titip pesan ke Mami, minta tolong buat beliin kamu susu ibu hamil di Supermarket depan, aku lupa beliin soalnya. Jangan lupa nanti diminum ya susunya. Kalau kamu bosen di rumah, nanti pulang kuliah ajak Salsa sama Alya buat jalan-jalan bentar. Have fun

Dalira mengambil kertas itu dan memasukkannya ke dalam laci. Dalira bertanya-tanya dalam hati mengapa Adam harus repot-repot meninggalkan pesan di kertas seperti itu, biasanya juga pria itu selalu mengirimkan pesan lewat ponsel. Dalira tidak ambil pusing, lalu berjalan menuju kamar mandi.

20 menit kemudian Dalira sudah stay di meja makan. Susan terlihat sedang mengaduk susu di atas meja.

"Sini Ra, kita sarapan dulu. Sama sekalian susunya diminum ya!" ucap Susan.

"Iya Mi," ucap Dalira menarik salah satu kursi dan duduk disana. Ia tersenyum ke arah Susan yang meletakkan sepiring nasi lengkap dengan lauknya. Ibu mertuanya itu memang sangat perhatian. Ia jadi teringat Bundanya yang dulu juga selalu menyiapkan sarapan untuknya. Dalira rindu momen itu.

"Makan yang banyak Ra, biar badan kamu sehat, apalagi kamu bawa cucu Mami di dalam sana," ucap Susan.

Dalira balas tersenyum dan mulai menyendokkan nasi ke dalam mulutnya. Suasana rumah pagi ini terasa sangat sepi.

"Mami nggak ngerasa kesepian di rumah?" tanya Dalira membuka obrolan.

"Dulu iya, tapi sekarang kan Mami nggak kesepian lagi, kan udah ada kamu sama Adam yang nemenin Mami disini. Bonusnya benar lagi mau dapat cucu, pasti rumah makai ramai deh. Mami jadi nggak sabar pengen gendong cucu," ucap Susan menjeda sejenak aktivitas makannya.

Dalira merasa hatinya tersentuh dengan ucapan Ibu mertuanya itu, ia jadi teringat dengan niatnya yang kemarin ingin menggugurkan janin di dalam perutnya. Melihat wajah Susan yang begitu senang membuatnya menjadi sedikit merasa bersalah.

"Mami tenang aja, nggak lama lagi Mami bakal punya cucu," ucap Dalira.

"Iya kamu benar. Adam itu satu-satunya anak Mami, jadi dari lama Mami sangat berharap Adam bisa kasih Mami cucu." ucap Susan.

"Oh iya pasti Bunda kamu juga bakal senang, kami berdua bakal punya cucu. Aduh jadi nggak sabar," ucap Susan lagi.

Dalira hanya balas tersenyum.

Jodoh '5' LangkahWhere stories live. Discover now