Anak Nakal

3.4K 111 1
                                    

"Gimana, Dam? Udah ketemu sama Ira?" tanya Susan, Maminya Adam begitu Adam kembali ke rumah usai tadi pagi pamitan ke rumah Dalira

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gimana, Dam? Udah ketemu sama Ira?" tanya Susan, Maminya Adam begitu Adam kembali ke rumah usai tadi pagi pamitan ke rumah Dalira.

"Hem, udah. Mami kok nggak bilang kala Dalira tumbuh jadi cewek cantik gitu. Perasaan dulu dia dekil parah, boro-boro cantik, mandi aja jarang. Sekarang Dalira banyak berubah, Mi," ucap Adam mengingat wajah Dalira. Kalau begini ceritanya ia merasa menyesal baru kembali sekarang dari perantauannya, kalau tahu Dalira tumbuh menjadi gadis secantik itu. Adam pasti akan pulang lebih cepat dan segera mengklaim Dalira saat itu juga.

"Eh, eh, salah siapa setiap disuruh pulang tetap ngelak, alasan selalu sibuk atau apalah. Lagian Dalira itu mana mau sama kamu, dia gadis baik-baik, lah kamu kerjaannya cuman gonta-ganti wanita terus. Kamu kira Mami nggak tahu kalau kamu sering sewa wanita kan? Mami udah bilang sama kamu buat tinggalin kebiasaan kamu yang satu itu. Sudah waktunya kamu melupakan semua itu dan memulai hal baru. Mami bakal cariin kamu calon istri, biar ada yang urusin kamu, jadi bibit kamu nggak terbuang sia-sia di dalam rahim perempuan sewaan yang sering kamu panggil," ucap Susan jengah mengingat bagaimana kelakuan anak tunggalnya itu.

"Namanya juga kebutuhan, Mi. Adam lebih senang begini, nggak ada larangan sana-sini, punya istri cuma buat kepala pusing doang. Belum lagi nanti punya anak, harus ngurusin anak lah, kagak, Mi. Adam nggak mau nikah," ucap Adam menyandarkan bahunya di atas sofa. Otaknya mulai berkelana dengan liar sambil membayangkan sesuatu yang sejak tadi berhasil menganggu pikirannya. Dalira, gadis itu sungguh sangat cantik dan sayang jika dilewatkan begitu saja. Adam jadi bertanya-tanya dalam hati apakah gadis itu sudah punya pacar atau belum.

"Dasar anak nakal, Mami sekolahin kamu tinggi-tinggi, bukannya pintar tapi malah pemikiran kamu kayak nggak pernah disekolahin tau nggak. Mami nyesal udah nyekolahin kamu mahal-mahal di luar negeri, bukannya punya akhlak bagus malah kamunya ikutan budaya kebarat-baratan, klub malam, perempuan malam lah. Kasih tahu Mami berapa perempuan yang udah kamu tidurin, hah? Jawab Adam!" ucap Susan yang emosi sambil menarik daun telinga Adam.

Seketika lamunan indah Adam buyar efek tarikan di daun telinganya. Adam mengusapnya dengan telapak tangannya. Ternyata jeweran Sang Mami masih sama seperti dulu, sama-sama sakit.

"Jawab Adam!" ucap Susan.

"Ck, Mami mau tanya apa emang?" tanya Adam.

"Berapa perempuan yang udah kamu tidurin hah?" tanya Susan melayangkan pertanyaan yang sama.

Adam berusaha mengingat kembali dan mulai menghitung dalam hati.

"Cepat jawab!" ucap Susan menendang kaki Adam cukup kuat, tak lupa di selingi dengan tatapan tajamnya.

"4 mungkin, eh salah, 6 orang kayaknya kalau Adam nggak salah hitung," ucap Adam santai dan mengabaikan tatapan tajam Sang Mami.

"Bagus ya Adam. Sekarang Mami kasih kamu pilihan, nikah atau punya kamu Mami aputasi," ucap Susan menggeram sambil menunjuk ke arah bawah Adam. Adam refleks merapatkan kedua kakinya dan menatap takut ke arah Sang Mami. Kalau sudah begini itu artinya Sang Mami tidak akan main-main dengan ucapannya. Detik selanjutnya dirinya semakin melotot saat mendengar ucapan Maminya.

Jodoh '5' LangkahWhere stories live. Discover now