30. Bertengkar

6.5K 646 44
                                    

Yang gak vote bisulan! Aamiin

Hayoo sudah di aamiin kan banyak orang? Jadi para silent reader lebih baik kalian vote atau komen sekarang🗿

Sorry yaa Widi udah gedeg banget sama silent reader🥺

..........

"Jadi kenapa anakku bisa berangkat tanpa mu Marinka?" tanya Darion dingin menatap istrinya yang kini sedang tertunduk.

Marinka tak berani menatap suaminya yang kini terlihat menakutkan, ia tak sengaja sungguh ia tak berniat melakukan hal itu pada anaknya.

"Maaf mas, aku kaget karena Leon memukuli saudaranya sendiri hingga wajahnya Tio banyak lebam," jawab Marinka hampir menitikan air mata, ia tau suaminya kini menahan diri untuk tak main tangan dengan dirinya.

"Saudara kau bilang! Sejak kapan mereka menjadi saudara Marinka! Anak itu hanya anak pungut yang dipungut oleh si tua bangka itu!" bentak Darion jengah dengan kelakuan istrinya yang benar-benar di luar dugaannya.

"M-maaf mas, t-tapi aku kasihan, aku tak tega." Marinka tergagap, dirinya masih berusaha membela diri.

Darion tak tau lagi menghadapi istrinya yang begitu sulit diberitahu. "Hakhh terserah mu saja, jangan berani kau mendekati anakku jika kau masih mau membela anak pungut itu!" Desis Darion sebelum meninggalkan istrinya di ruang keluarga.

Marinka tergugu, ia menangis kencang karena untuk pertama kalinya dirinya mendapatkan bentakan dari sang suami.

Padahal ia rasa perbuatannya tak begitu parah namun kenapa harus dibentak-bentak seperti itu? Mengapa ia tidak boleh mendekat pada anak kandungnya sendiri?

Dibalik tembok lorong penghubung ada sosok anak kecil yang memperhatikan pertengkaran suami istri itu sejak tadi.

Anak kecil itu menekan tombol pada jam tangannya. "Mereka bertengkar hebat," bisiknya pada jam tangan itu.

............

"Papa kenapa?" tanya Leon ketika melihat sang papa masuk ke dalam kamarnya dengan wajah kaku.

Darion mengendurkan ekspresinya kemudian tersenyum pada sang anak yang masih menggunakan seragam sekolah karena anaknya baru saja pulang dan dirinya lah yang menjemput nya.

Masalah ia dapat mengetahui seluruh perbuatan Marinka karena ia memiliki orang kepercayaan yang tak lain adalah Ron.

"Tidak apa-apa sayang, ayo sekarang ganti baju. Tadi abang Zephyr menghubungi papa katanya mau ngajak adek keluar," ucap Darion melunakkan ekspresi nya sembari tersenyum lembut.

"Wahh benalkahh? Tapi memangnya abang Ipil tidak sekolah?" tanya Leon dengan kepala memiring heran.

"Hari ini sekolah abang diliburkan dek." Jelas Darion menjawab keheranan sang anak.

"Ooo... Baiklahh Lele akan segela belsiap." Bocah itu terlihat begitu bersemangat Darion yang melihat anaknya yang girang pun ikut senang.

Segera ia bantu sang anak bersiap-siap.

"Nanti makan di luar bareng abang Zephyr saja yaa," ujar Zephyr pada sang anak yang kini sudah siap.

"Loh kenapa papa?" tanya Leon lagi lebih heran, dalam pikirannya tumben sekali mereka makan di luar.

"Mama tidak masak hari ini," ujar Darion berbohong nyatanya sang istri sudah memasak makan siang tadi. Namun ia hanya ingin memberikan sedikit pelajaran pada istrinya itu.

"Tumben sekali, kenapa tidak masak papa?" Darion tersenyum pasrah menghadapi anaknya yang begitu cerewet, namun ia juga agak bersedih karena anaknya tak menceritakan apa pun perihal kejadian pagi tadi.

Baby Lele (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang