28. Dibuang?

6K 585 31
                                    

Konflik tipis-tipis yaa.

Cerita tanpa konflik kan berasa sayur tanpa garam, terlalu hambar wkwk.

.........

Dua bocah itu kini berdiri bersisihan.

Yang satu melemparkan tatapan tajam dan yang satu lagi cemberut kesal, mereka sebelumnya telah dipaksa bermaaf-maafan oleh wanita yang berstatus sebagai nyonya rumah.

Lele mencoba memberanikan diri tangannya yang bergetar ia saling tautkan agar tak terlihat, ia tak mau berlarut dengan traumanya.

Lagi pula ia bisa dengan mudah membalas perbuatan Tio padanya, apalagi sekarang ia memiliki mama dan papa. Mungkin sih.

"Heh boncel, denger yaa walaupun lo sekarang jadi anak dari mama dan papa gue, dimata gue lo tetep anak pungut dan miskin. Takdir lo emang harus di bawah gue selamanya," ujar Tio dengan suara kecil.

"Kamu apaansi dasal jelek! Jauh-jauh dali Lele ental Lele ketulalan jelek!" ujar Leon mendengus kesal, ia celingak-celinguk mencari mama nya yang tidak juga nongol batang hidungnya, kata mamanya tadi ingin mengantar dirinya sekolah namun sampai sekarang tidak muncul-muncul.

Tio menggerakkan matanya ke arah sudut ruangan, kemudian ia menyeringai. "Denger gue akan merebut mama dan papa lo, dan lo bakalan dibuang sama mereka! Khehe," kata Tio dengan suara lebih kecil dari sebelumnya namun ia pastikan jika bocah di sebelahnya dapat mendengar perkataan nya dengan jelas.

Mata Leon berkilat marah, tatapan menghunus langsung ia layangkan pada Tio. "Kamu ini dasal monyett!" Teriak bocah gembul itu dan mendorong keras Tio ke lantai keras.

Kemarahannya tak terkendali, dirinya memukuli Tio dengan brutal, ia tak pernah semarah ini dalam hidupnya.

Ia tidak terima ada yang ingin merebut orang tuanya, enak saja! Mereka baru saja bertemu belum lama ini dan ada yang berniat memisahkan mereka kembali.

Tio mengaduh sakit, tapi emang beneran sakit. Pukulan bocah di atas tubuhnya tak main-main.

"Awww sakitt!"

"Leon! Apa yang kamu lakukan!"

Bocah kecil itu memucat mendengar nada suara sarat akan kemarahan dari sang mama.

"Mama..." Lirih Leon menatap mamanya takut.

"Kenapa kamu memukuli saudara mu Leon?" tanya Marinka menatap datar anaknya.

"Le-lele malah mam-" tangan kecil Leon berusaha menggapai tangan sang mama, namun yang ia dapat membuatnya kecewa. Uluran tangannya terabaikan karena fokus sang mama terarah pada Tio.

"Awhh sakit hikss," Tio mengaduh kesakitan dan itu berhasil menarik perhatian Marinka yang berniat meminta kejelasan pada anaknya.

Marinka langsung berjalan ke arah Tio berniat menolong anak itu tanpa menatap ke arah anaknya lagi.

Dengan mudah Marinka mengangkat Tio karena tubuh anak itu hanya sedikit lebih besar dari anaknya sendiri.

Leon yang merasa tak dianggap menatap nanar pada sang mama yang meninggalkannya tanpa menatap lagi ke arah dirinya.

'Apa Lele benar akan dibuang mama?' batin bocah malang itu bersedih, tatapannya hanya terpaku pada punggung sang mama yang menghilang dibalik tembok.

Ia dapat melihat jika Tio kini sedang tersenyum remeh ke arahnya secara diam-diam.

'See? Lo kalah'

Itu gerakan bibir yang Leon tangkap dari Tio.

Air matanya tanpa sadar terjatuh.

Tubuh kecil itu berbalik pergi, dirinya sedih tak ditatap oleh mamanya walaupun untuk sepersekian detik.

Baby Lele (On Going)Where stories live. Discover now