1. Teyuy

35.7K 1.3K 30
                                    

Ini karya ku yang kesekian

Ku harap kalian menyukainya, maaf jika cerita ini tidak sesuai selera kalian, jika kalian tidak menyukainya kalian bisa langsung meninggalkan nya tidak perlu meninggalkan kata-kata menyakitkan😊

Happy reading guys❤️
........

"Bunda.. mau teyuy."

Pagi itu begitu riuh karena teriakan seorang bocah 6 tahun karena menginginkan sebutir teyuy eh.. telur.

Bocah kelas 1 SD itu sudah siap dengan seragam lengkapnya dan meminta sang bunda untuk membuat kan sarapan dengan menu telur kesukaan nya.

"Jangan telur terus yaa dek,, bunda sudah buatkan sayur bening ini," jawab sang bunda memberikan saran makanan lain untuk bocil kesayangannya.

"Ndakk, lele mau makan teyuy, lele syuka teyuy." Bocah itu menyebut dirinya dengan sebutan lele memang agak aneh dan pernah ditegur, namun bocah itu kekeh memanggil dirinya lele. Karena nama bocah itu sendiri bernama Leonhart Ricardo.

"Bunda belum bisa beli telur dek, uang bunda untuk sekarang hanya cukup untuk membeli sayur," ujar Melanie nama bunda Leon dengan nada sedih. Melanie hanyalah seorang single parents yang untuk menyediakan makanan sehari-hari saja ia harus banting tulang terlebih dahulu berjualan kue di pasar.

Leon menatap sedih pada bundanya, bocah itu walaupun belum mengerti apa-apa namun ia sangat paham dengan keadaan bundanya. Jadi ia memutuskan untuk tidak egois hanya untuk sebutir telur.

"Baik bunda, maapkan lele kalena syudah egoin." Ahh apakah kalian tahu? Bocah lele itu sebenarnya sulit sekali menyebutkan huruf r dan s jadi jangan heran ketika ia berbicara tidak sesuai dengan retorika dalam berbicara.

Melanie menatap sang anak, kemudian mengelus-elus lembut rambut bayi sang anak yang terasa sangat halus ditangannya.

"Tidak apa-apa sayang, disini bunda yang salah karena tidak bisa memenuhi keinginan mu," ucap Melanie dengan sedikit menitikan air matanya.

Leon menggeleng keras menolak pernyataan sang bunda. "Tidak-tidak, bunda tidak syalah, janan menangist bunda."

Tangan kecil itu bergerak membersihkan air mata yang mengalir di pipi bunda kesayangan nya yang menjadi poros hidupnya.

"Bunda ayo matan, Lele udah lapal." Si kecil memegang perut kecilnya dan menarik tangan bunda nya memberi kode untuk menyuapi dirinya.

Leon memang sangat manja pada sang ibu jadi jangan heran ketika melihatnya selalu gelendotan manja, lagipula dia ini kan masih bocil. Jika ada yang protes mari baku hantam sama lele kecil.

Melanie hanya tersenyum gemas melihat tingkah anaknya, dia sangat menyayangi bocil gembulnya dan selalu berharap selalu dapat bersama hingga Leon beranjak dewasa, ia tidak ingin membagi Leon karena bocah itu hanya miliknya.

Entah bagaimana ia memiliki firasat jika tak lama lagi ia akan berpisah dengan bocah gembul kesayangannya.

Acara sarapan mereka berlangsung dengan hikmat diiringi celotehan cadel si bocah lele.

"Bunda, lele udah kenyan." Tangan kecil itu menjauhkan perlahan sendok berisi nasi dan sayur itu menolak asupan nutrisi itu masuk ke dalam perutnya.

"Baiklah anak bunda, ayo kita berangkat sekolah," ucap Melanie sambil merapihkan kembali baju seragam sang anak.

Leon dengan semangat memakai tas dan sepatu nya tentu saja ia melakukan nya sendiri karena bocah itu sudah berusaha untuk mandiri agar tidak menyusahkan bunda kesayangannya.

Mereka tidak menggunakan kendaraan apa pun mereka hanya berjalan menyusuri jalan setapak untuk sampai ke sekolah Lele.

Rumah mereka berada di pinggiran kota dan lumayan jauh dari pemungkiman warga.

Baby Lele (On Going)Where stories live. Discover now