6. Siapa?

14.3K 1K 28
                                    

Pemakaman itu sudah sepi hanya tersisa Leon dan Bu Desi.

Leon yang ceria kini menjadi begitu murung seperti sudah tidak ada cahaya kehidupan lagi diwajahnya.

Bu Desi pun masih tak menyangka ini terjadi, firasat yang Melanie katakan beberapa hari lalu bukan omong kosong belaka.

Ternyata ini lah firasat mengerikan itu.

"Adek, sini bangun. Jangan terus bersedih yaa sayang, belajar ikhlasin bunda ya sayang nanti bunda akan sedih jika Leon terus bersedih dan tidak bisa melepas bunda. Bunda sekarang sudah bahagia di surga jadi adek gak boleh sedih berketerusan."

Leon menatap Bu Desi, dengan air mata tergenang di mata bonekanya yang sudah terlihat begitu sembab.

"Ayo pulang, sebentar lagi hujan." Ajak Bu Desi pada Leon yang masih begitu terpukul.

Leon menatap makam bundanya. "Lele pelgi dulu yaa bunda, Lele janji akan seling main ke lumah bunda."

Setelah itu tangan kecilnya menggapai tangan bu desi.

Kedua insan itu pun meninggalkan pemakaman dengan hati yang sangat berduka.

Sesosok bayangan memantau dari balik pohon. "Berbahagia lah dengan mereka anakku."

Setelah itu sosok itu menghilang bagai tak pernah ada.

.......

"Tuan, selamat!" Senyum merekah terpasang diwajah seorang pria kontras sekali wajahnya kini terlihat begitu bahagia.

Sedangkan sang tuan masih berekspresi biasa-biasa saja sambil menandatangani berkas-berkas penting perusahaan nya.

"Tuan? Apa anda tidak bahagia?" Ekspresi lempeng masih berada diwajah datar itu.

"Bodoh! Kau belum memberitahuku." Sangking senangnya Regi, nama sang tangan kanan sampai lupa untuk memberi tahukan kabar bahagianya.

Masih dengan senyum lebar. "Tuan Darion anak anda sudah ditemukan!"

Sosok yang disebut Darion itu langsung terlonjak dari duduknya, beridiri dari tempat duduknya dengan ekspresi tak terbaca, namun terlihat jika mata yang biasa menampilkan sorot dingin itu kini terlihat berkaca-kaca.

.......

"Adek, untuk sementara adek sama nenek dulu ya." Bu Desi menghampiri sosok yang terlihat termenung di teras depan rumahnya.

Bu Desi sungguh tak tega melihat Leon bocah ceria yang biasanya selalu berceloteh dengannya kini dalam keadaan begitu terpuruk.

Tidak ada jawaban, namun Bu Desi melihat ada anggukan kecil yang diberikan oleh Leon.

"Jika Leon bosan, bermain saja sama teman-teman yaa," ujar bu Desi pada Leon.

Dan Leon pun berdiri dari duduknya kemudian menyalimi Bu Desi, dengan suara lirih Leon pamit, "Lele kelual dulu yah nek."

"Iya hati-hati yah dek."

"Iya"

......

Leon kecil berjalan-jalan mengitari taman, bocah kecil itu butuh ketenangan untuk sementara waktu. Begitu banyak tekanan dalam waktu berdekatan, Leon kecil rasanya benar-benar tidak sanggup.

Leon masih termenung disebuah kursi taman, hari menjelang senja dan ia masih terlihat seperti orang linglung di tengah orang-orang yang mulai beranjak pulang.

Bugh

Bughh

Suara pukulan saling bersahutan itu menyentak Leon dari lamunannya.

Baby Lele (On Going)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora