17. Perjalanan

13.7K 1.1K 21
                                    

Wahh maaf yaa ternyata aku menghilang kurang lebih dua minggu😭, sorry yaa lagi sibuk banget nyiapin berkas karena akhirnya aku wisuda awwv😭.

Yang ngikutin aku dari dulu pasti paham perjalanan ku yang stress lahir batin menghadapi kegilaan masa perkuliahan yang bisa gak up sampe berminggu-minggu tapi akhirnya aku bisa sampai dititik ini.

Ada yang kangen sama si Lele gak nih?

Happy Reading
..........

"Aban kita mau kemana?" Celetuk Leon setelah puas melihati jalanan.

Pertanyaan itu langsung muncul dibenaknya ketika ia merasa jika sejak tadi tujuan yang dituju tidak sampai-sampai.

Zephyr pun sebenarnya bingung akan kemana, ia hanya disuruh sang ayah untuk membawa adik kecil nya pergi kemana pun asal jangan disekitaran Mansion.

Otaknya berpikir cepat, tujuan mana yang harus ia tuju. Otaknya dengan cepat terpikirkan sebuah ide.

"Kita akan ke rumah teman abang," jawab Zephyr yang langsung mendapatkan tanggapan dari bocah kecil di sampingnya yang sedang menyelonjorkan kaki nya di kursi penumpang, kakinya terlalu pendek sehingga tidak sampai ke bawah kursi.

"Apakah itu miman aban yan namanya syepelti Lele yan membelikan t-lex tongost?" tanya Leon yang langsung terpikirkan Simba teman Zephyr.

"Iya, adek benar, kita akan ke sana, lebih tepatnya rumah tempat berkumpulnya teman-teman abang." Si dingin menjawab panjang, bahkan Zephyr sampai mengerutkan dahi karena merasa aneh dengan dirinya sendiri yang berucap lumayan panjang.

"Hehe, bagun Lele akan membayas Aban Syimba," ucap Lele dengan wajah menyeringai dengan tangan menggosok-gosok telapak kanan kirinya.

Zephyr kaget melihat tingkah adiknya. 'apa-apaan ekspresi wajah itu," batin Zephyr bergidik.

Perjalanan pun berjalan mulus hingga mobil dengan keamanan tinggi itu memasuki daerah yang lumayan sepi, dengan pepohonan dikanan kiri jalan.

"Aban ini kok jalannya syepi syekali,"

Zephyr diam matanya begitu fokus di jalanan, hingga tidak mendengar suara mencicit di kursi penumpang yang terdengar mulai takut.

Karena mobil itu memasuki daerah sepi dengan pohon-pohon tinggi menjulang.

Tidak mendapat jawaban, bocah kecil itu hanya menutup mata dan merapal doa di dalam hati, berharap tidak terjadi apa-apa.

Zephyr tidak menyadari kegelisahan bocah di sampingnya karena kini ia hanya fokus pada jalanan menuju camp perkumpulan kelompoknya.

Jalanan terasa lebih sunyi dari biasanya sehingga memaksa Zephyr untuk lebih fokus.

"Adek tutup matanya yaa, Abang akan menyetel lagu," ucap Zephyr yang akhirnya menyadari kegelisahan Leon, yang ia sadari jika bocah di sampingnya ini ternyata sangat peka terhadap keadaan.

Leon mengerti ia menutup matanya dengan sebuah lagu mengiringi perjalanan mereka, suasana yang sunyi itu perlahan hidup dan Leon perlahan santai.

Tapi berbanding terbalik dengan Zephyr yang matanya kini berkilat dingin, satu tangannya mencengkram stir dan satunya lagi mulai mengutak atik tombol-tombol rumit di samping kemudi.

Matanya menatap kaca dashboard yang memantulkan beberapa mobil hitam yang terlihat seperti mengikuti mobil mereka.

Zephyr menekan sebuah tombol dan dengan secepat kilat mobil milik mereka itu tertutupi oleh material anti peluru tambahan.

"Matilah kalian." Desis Zephyr dengan smirknya, setelah mengatakan itu Zephyr menekan sebuah tombol berwarna merah yang memiliki arti... Ledakan.

Baby Lele (On Going)Where stories live. Discover now