KUKUNGAN ANDRE

109 4 0
                                    

WARNING!!

TANDAI TYPO!





•.•.•.•.•.

HAPPY READING

•.•.••.•.•

ABSEN DULU PAKE EMOT HATI 💛

•.•.•.•.•.•



•••




Zulfa baru saja terbangun dari tidur panjangya. Walaupun sempat dikabarkan kritis beberapa hari lalu. Sekarang ia sudah mampu membuka mata. Zulfa berusaha menyesuaikan cahaya lampu. Ia mengedarkan pandangan ke seisi ruangan. Hal pertama yang ia lihat adalah Tarim yang tengah tertidur  di sofa.

Zulfa kembali menatap langit. Ia merasakan senang melakukan hal bodoh yang sudah hampir merenggut nyawanya. Semua ini ia lakukan dengan ketidakrelaan mendengar pernikahan Gus Rizky.

Ringisan pelan keluar dari mulut Zulfa.ntarim membuka mata dan mengerjap sesaat. Ia menoleh kearah Zulfa yang ternyata sudah membuka sadar.

“Ya Allah. Alhamdulillah kamu sudah sadar. Sebentar saya akan panggilkan dokter”

Tarim segera berlalu. Ia bergegas keluar untuk memanggil dokter. Lima belas menit berlalu, dokter telah selesai mengecek kembali perkembangan kesehatan Zulfa yang sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya.

“Alhamdulillah. Kata dokter kamu sudah jauh lebih baik” ujar Tarim senang.

Zulfa hanya diam tidak memberikan respon apapun. Ia hanya terus menatap langit kamar rumah sakit dengan pandangan lurus. Pandangannya beralih kearah pintu masuk.

“Gus Rizky tidak menemani saya?”

Pertanyaan Zulfa membuat Tarim tersentak.  Sebisa mungkin ia berusaha menyembunyikan raut wajahnya yang tampak kecewa.

“Gus  Rizky sedang mencari keberadaan Zaifarah. Karena semenjak kejadian itu Zaifarah menghilang bersamaan dengan Bundanya” jelas Tarim.

Zulfa menatap lawan bicaranya sekilas. Ia perlahan berbalik badan dan memunggungi Tarim.

“Saya mau istirahat” ujar Zulfa sembari menarik selimutnya.

Tarim menarik napas pelan. Tidak apa setidaknya Zulfa sudah lebih baik sekarang. Tarim segera keluar. Ia merogoh saku dan mengambil ponselnya. Ia akan mengabari Ummi Laila  tentang Zulfa sekarang.


•.•..•.•.•.•.•




Jauh berbeda, dilain tempat.  Gus Rizky yang tengah melajukan mobilnya harus terhenti  dikarenakan beberapa orang yang menghalangi jalannya. Gus Rizky menelisik melalui kaca mobil. Empat orang bertubuh besar perlahan turun dari motor yang ia tunggangi dan menghampiri Gus Rizky  yang masih berada di dalam mobil.

“Keluar Lo!”

“Keluar atau gue pecahin kaca mobil lo!” ancamnya.

Gus Rizky keluar dari mobilnya. Ia sebenarnya sangat malas beradu otot namun apa boleh buat.

“Mau apa kalian?”

𝗭𝗔𝗜𝗙𝗔𝗥𝗔𝗛 Where stories live. Discover now