"Hei, Taehyung," panggilku.

"Hm?"

"Aku tidak tahu makanan apa saja ini."

"Kalau begitu, biar aku saja yang memilihnya untukmu," ujar Taehyung.

"Apa kamu selalu memaksakan kehendak seperti ini?"

Taehyung tertawa lalu memanggil pelayan laki-laki yang mengenakan vest hitam dan dasi kupu-kupu di atas kemeja putihnya. Ia memesan menu rekomendasi untukku, katanya menu yang paling disukai oleh gadis-gadis pada kencan pertamanya.

"Kau pikir ini kencan?" sahutku kesal mendengar ucapan Taehyung pada pelayan itu.

"Anggap saja begitu karena hanya ada kita berdua."

Aku mendengus sebal dan menghela napas kasar. Entah sudah berapa kali aku selalu mendengus seperti banteng matador saat sedang bersama Taehyung. Tapi, pemuda itu keseringan menyengir dan tidak peduli sedikitpun.

"Apa Jungkook tahu kau pergi denganku?"

"Mana mungkin aku jujur padanya. Rumor sudah menyebar di kampus dan aku tidak mau keberadaan Seokjin-Oppa terhapus gara-gara kamu!" ucapku.

"Aigoo! Kenapa kamu memanggilnya Oppa? Dia bos Daeppan, kan?"

"Kau mengenalnya?"

Dia menggeleng. "Jungkook memberitahunya."

"Jungkook pasti mengatakan hal-hal buruk tentang Daejib," kataku lalu seorang pelayan datang menyuguhkan dua gelas anggur di meja kami. Mataku berbinar memandang warna anggur yang sempurna.

"Ini tradisi makan malam di Prancis. Orang biasa minum anggur sebelum makanan pembuka disajikan," kata Taehyung lagi-lagi berhasil menjawab keherananku.

Aku menyeruputnya dan merasakan sensasi pahit di lidahku. Namun rasa hangat mengalir di tenggorokan sampai ke seluruh tubuh. Aku yakin anggur ini mahal dan berasal dari luar negeri.

Sekali lagi aku dibuat takjub saat semangkuk sup sebagai makanan pembuka diletakkan di atas meja. Taehyung bilang menu itu namanya Soupe A L'oignon, dipesan khusus untuk menghangatkan tubuh karena suhu hari ini sangat dingin.

"Makanlah supnya, nanti menu utama akan datang setelah kau menghabiskannya," kata Taehyung kemudian ia melahap supnya.

Aku menikmati rasa panas dari sup kental itu karena benar-benar mampu menetralkan suhu dingin yang menusuk sampai ke tulang. Wah, aku belum pernah makan sup krim seenak ini.

Taehyung menatapku lalu tertawa kecil, lalu menyodorkan serbet padaku. "Bersihkan bibirmu sendiri sebelum aku yang melakukannya."

Aku buru-buru meraih serbet dari tangan Taehyung dan menyeka bibirku. Pipiku mungkin kali ini sangat merah. Aku selalu mengutuk diriku yang tidak pernah anggun ketika makan. Tapi, bagiku tidak penting bersikap anggun di depan pemuda ini. Dan satu hal lagi, aku tak akan membiarkan Taehyung membersihkan bibirku.

Taehyung masih menertawakanku. Kurasa aku gagal mengendalikan ekspresiku, sehingga terlihat aneh menurutnya. Taehyung memang menyebalkan. Haruskah dia membahas hal-hal yang membuatku malu?

Tak lama, makanan utama datang. Daging adalah favorit Taehyung, jadi semua menu yang dipesannya berupa olahan daging sapi. Aku takjub melihat steak tenderloin dengan saus anggur yang dipilih Taehyung dan Beef Bourguinon yang direkomendasikan pelayan tadi. Selain itu, Ratatouille menjadi pilihan sebagai menu pendamping.

"Taehyung, apa kamu gila menghabiskan banyak uang dalam satu malam seperti ini?" tanyaku khawatir dengan harga makanan yang ada di depan matanya.

"Apa kamu serius menanyakan hal seperti itu? Lagipula aku yang memilih tempatnya."

SPINE BREAKERWhere stories live. Discover now