YOU HAVE NO CHOICE

51 12 16
                                    

JEON YURI

Setelah menghabiskan waktu di dapur untuk membuat roti spesial natal, Seokjin-Oppa mengantarku pulang untuk yang kedua kalinya. Selama di perjalanan, aku hanya diam karena tidak bisa mengendalikan jantungku yang berdetak kencang. Wajah tampannya jelas membuat siapapun jatuh hati, namun aku benar-benar disihir oleh sikap baiknya.

Oppa banyak bercerita tentang hal-hal yang indah, tentang mimpinya di masa depan. Sesekali ia bertanya padaku, apa yang kusuka dan apa yang tidak kusuka.

"Haruskah aku mendapatkan Daejang untukmu?" tanyanya tiba-tiba. "Aku akan mensejahterakan warga Gilsijang jika Daejang menjadi milikku."

"Benarkah Oppa bisa melakukannya?" balasku sangat girang.

"Aku ingin merencanakan hal baik untuk Kedai Gogi Go," katanya sambil tersenyum.

Kami sampai. Ia benar-benar membuatku jatuh hati saat membukakan pintu mobil dan menawarkan bantuan saat aku hendak keluar dari dalam mobil.

"Terima kasih sudah mengantarku."

"Lain kali aku akan makan malam di sini. Pastikan kau menemaniku, Yuri."

"Tentu."

Pria itu masih tersenyum manis dan dengan suara lembutnya, ia mengucapkan selamat malam padaku. Ia masuk ke dalam mobil hendak pergi. Aku membalas lambaian tangannya dengan ceria, sambil tersenyum seperti dia tersenyum padaku.

Aku baru saja akan masuk ke dalam kedai. Namun, Jungkook mencegatku sambil melipat kedua tangan di depan dadanya. Aku yakin ia tidak suka melihat kakaknya datang bersama seorang pria. Ia ingin menginterogasi siapapun pria yang mendekati kakaknya, layaknya seorang adik laki-laki yang protektif.

"Noona, siapa dia? Itu pria yang meminjamkan jaket mahal itu?" tanya Jungkook meskipun ia seharusnya melihatku masih menenteng paperbag berisi jaket kulit yang dimaksud.

"Bukan, dia itu bosku," jawabku lalu melewati Jungkook ingin segera masuk ke dalam rumah yang di sisi kiri kedai ini.

"Kenapa dia mengantarmu? Dia orang Daejib, Noona. Noona tahu seberapa bencinya aku dengan mereka?" ucap Jungkook sedikit berbisik sambil mengekor di belakangku.

Aku tidak peduli dengan Jungkook, tapi mataku bertemu dengan seseorang yang telah melupakan janjinya untuk mengambil jaket kulitnya. Pertanyaanku, kenapa ia berada di sini?

"Kau?!! Kim Taehyung?!"

Di luar dugaan, pria itu hanya melirikku dengan malas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di luar dugaan, pria itu hanya melirikku dengan malas. Ia pun melanjutkan acara makannya dengan santai.

"Wah, kalian saling kenal?" sahut Jungkook.

"Pergilah, Jungkook. Noona harus bicara empat mata dengan pemuda ini."

"Terima kasih atas bantuanmu malam itu," ucapku lalu meletakkan paperbag yang kubawa di meja hadapan Taehyung dengan kasar.

SPINE BREAKERWhere stories live. Discover now