SWEET NIGHT

101 10 3
                                    

Kim Taehyung

Kejaksaan Bicara Soal Video Anonim terkait Kasus Pembunuhan Gilsijang.

Pagi ini, tak sengaja aku membaca sekilas surat kabar yang tergeletak di meja apartemen Jimin. Entah sejak kapan, Jimin hobi membaca surat kabar mengingat koran itu adalah produk kantor berita PJ News milik keluarganya. Jimin mengumpulkan banyak majalah dan menumpuknya rapi di salah satu rak di kamarnya.

Aku menginap di flat Jimin sejak dua hari yang lalu setelah mendapat hukuman dari Ayah karena tidak ikut dalam pertemuan keluarga. Meski telah melarikan diri, tapi masalah rumah tidak juga lepas dariku saat ponselku berbunyi.

Kim Namjoon meneleponku lagi. Kulihat riwayat panggilan masuk darinya sebanyak delapan kali sejak pagi tadi. Ia juga mengirimiku pesan beberapa kali.

Tuan Muda, Anda di mana?

Anda tidak pulang?

Anda menginap lagi di apartemen Park Jimin?

Tuan Muda, jangan lupa nanti malam.

Tuan Muda, apa perlu saya jemput?

Tuan Muda, kabari saya kalau Anda ingin dijemput.

Dia mirip sekali dengan ayahnya saat masih bekerja di rumah kami dahulu. Kim Namjoon kini menjadi sekretaris pribadi ayahku menggantikan ayahnya. Ya, seperti yang semua orang ketahui, Kim Nam-ok kini mendekam di penjara karena melakukan pembunuhan seorang pria di Gilsijang.

Aku tidak ada niat sedikit pun untuk membalas pesan maupun mengangkat telepon Namjoon-Hyung. Aku bisa menebak ia akan mengomel dan memintaku menuruti aturan yang dibuat Ayah sejak bertahun-tahun yang lalu. 

Ini tentang ulangtahun Seokjin-Hyung. Melihat kalender yang menggantung di dapur apartemen Jimin membuatku yakin alasan Kim Namjoon mencariku adalah untuk memastikan kehadiranku di pesta ulangtahun itu.

"Ponselmu berdering terus. Kenapa tidak diangkat?" tanya Jimin yang sedang bercermin merapikan rambutnya.

"Tidak perlu. Aku sudah tahu apa yang terjadi di rumahku pagi ini."

"Kim Taehyung kabur dari rumah setelah mendapat hukuman dari ayahnya," tebak Jimin lalu melempar hoodie berwarna putih kepadaku, pakaian miliknya yang ingin kupinjam.

"Itu salah satunya saja. Yang terpenting adalah tanggal 4 Desember adalah ulangtahun Seokjin-Hyung."

"Hal ini terjadi setiap tahun. Kau selalu ingin kabur dari acara itu."

"Ayah menghukumku baru-baru ini. Siapa juga yang ingin menemui orang yang baru saja menghukummu?" ucapku mengeluh sembari melangkah ke kamar mandi. "Aku paling benci kalau Ayah marah sambil minum wine. Dia bisa saja melempar gelasnya padaku. Bagaimana kalau tiba-tiba botol wine yang dilemparnya? Aku bisa mati, Jimin."

"Itu tidak akan terjadi kalau kau menjadi anak baik."

...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SPINE BREAKERWhere stories live. Discover now