Bab 31

308 16 9
                                    

"Kau tidak perlu merubah dirimu hanya karena kau ingin dicintai. Tapi jadilah dirimu sendiri dengan kebaikan dan keunikan yang tertanam pada dirimu. Biarkan orang yang tepat datang menghampirimu dengan ketulusan"
(Habib Zaidan Bin Yahya)


Assalamualaikum temen-temen
Happy reading 👋




"Salah ya gue?"

****

"Gue cuma nggak paham aja sama omongan lo." jawab Bella.

"Nggak usah paham juga bel. Nanti kalau udah datang waktunya ya lo tau sendiri." Bella hanya mengangguk mengiyakan.

"Gue belum ada nomor lo wa. Coba minta." Bella menyodorkan hpnya ke Dewa.

"Dengan senang hati."Dewa memasukkan nomornya ke hp Bella. "Nih."

"Hah? Maksudnya apa nih lo namain ini?" Bella nampak terkejut dengan nomor Dewa yang tertulis Lauhul Mahfudz.

"Biarin gitu siapa tau diaamiinin malaikat setiap gue ngehubungin lo." ucap Dewa dengan tawanya.

"Alay banget wa." tukas Bella.

"Bodo amat. Yang penting jangan lo ganti." ingat Dewa.

"Iya. Ayo balik ke Aisya." ajak Bella.

"Ngapain sih bel, disini aja dulu." tolak Dewa.

"Lo gimana sih? Tujuan kita ke RS tu ngapain lo inget nggak?" Bella menatap Dewa kesal dengan kerutan alis yang mulai terlihat.

"Iya iya bell gue tau. Yaudah ayo." final Dewa dan langsung beranjak dari duduknya.

****

"Besok umi operasi jam berapa sya?" tanya Luna.

"Pagi lun kata doktr tapi aku gatau jam berapanya." jawab Aisyafa.

"Kalo lo butuh apapun itu jangan sungkan lo untuk bilang ke gue sya." ucap Aluna dengan tulus.

"Makasih ya lun. Maaf ngrepotin kalian dan yang lain." ucap Aisyafa.

"Ngomong apaan sih lo. Gunanya temen ya saling bantu sya." jelas Luna.

"Hai." sapa Bella yang datang bersama Dewa.

"Kalian darimana sih lama banget." gerutu Luna.

"Cari Zafi lah." jawab Dewa.

"Oh iya wa, kamu ketemu Zafi?" tanya Aisyafa kepada Dewa.

"Katanya dia pulang duluan tadi sya ada meeting dadakan di kantor. Nggak sempet pamit ke lo tadi." jawab Dewa.

"Oh gitu."

"Kak?" panggil Yusuf yang keluar dari ruang rawat uminya.

"Kenapa suf?" tanya uminya.

"Umi nyariin kakak." Aisyafa dan yang lin nampak terkejut mendengar ucapan Yusuf.

"Umi sadar suf?" Aisyafa langsung bergegas memasuki ruang rawat untuk menemui uminya.

"Umi..." lirih Aisyafa sembari mendekat ke brankar.

"Kak...." panggil umi Wati dengan suara yang lemah.

"Umi ada yang sakit? Apanya yang sakit umi? Ais panggil dokter ya?" tanya Aisyafa dengan suara yang terdengar sedikit bergetar.

"E-nggak kok kak. Ke-kenapa umi disini nak? Kita nggak ada uang buat bayar rumah sakit." ucap umi Wati.

"Udah umi nggak usah mikir biaya ya mi. In syaa Allah ada kok mi. Yang penting umi sekarang istirahat biar cepet sembuh ya mi." papar Aisyafa.

"Kakak dapat uang darimana kak?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kulangitkan Namamu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang