Bab 21

497 26 0
                                    

Assalamualaikum teman-teman
Happy reading




Setelah kejadian di rumah sakit kemarin, Aisyafa selalu menolak telpon dari Zafi. Zafi dibuat uring-uringan dengan Syafa-nya. Tak berselang lama, terdengar suara teman-temannya datang memasuki kamarnya.

"Assalamualaikum brader. Azril yang tampan dan suka menabung ini datang." seru Azril.

"Waalaikumussalam" jawab Zafi tanpa mengalihkan pandangannya dari handphonenya. Ia terus menghubungi Aisyafa, berharap Aisyafa menerima telponnya.

"Kenapa tu muka kusut amat" celetuk Aldo.

"Tau, temannya datang tu seharusnya seneng. Gue udah batalin janji-janji penting juga." ucap Azril sambil sedikit menarik kerah bajunya sombong.

"Dih sok lo. Muka lo kalau kusut persis banget ama muka Azril fi sumpah" Aldo mendapat jitakan dari Azril.

Tak sedikitpun Zafi mengalihkan pandangannya dan menanggapi candaan teman-temannya. Ia masih setia kenatap handphone ditanganinya itu dengan muka yang lesu.

"Kenapa lo?" tanya Dewa.

"Syafa." singkat Zafi.

"Iya Syafa kenapa?" Dewa mendapatkan tatapan intens dari Zafi.

"Maksud gue Aisya. Dia kenapa?" Dewa tau kalau Zafi nggak suka ada yang memanggil Aisyafa dengan panggilan Syafa.

"Gara-gara ayah." Aldo menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Coba deh fi, lo kalo omong tu yang jelas. Nggak usah belibet kek gini ngapa." tukas Aldo.

"Jelasin yang jelas." imbuh Gio.

"Ayah tadi kesini, bilang mau jodohin gue." teman-temannya terkejut bukan main mendengar penuturan Zafi. "Ayah jelek-jelekin Syafa dan dia denger semuanya. Gue udah coba hubungin dia buat jelasin tapi nggak diangkat." lanjut Zafi.

"APA!!! DIJODOHIN?? KAYAK ZAMAN SITI NURBAYA AJA JODOH-JODOHAN!!" pekik Azril keras.

"Serius?" tanya Dewa memastikan.

"Nggak ada gunanya juga gue bohong!!" ucap Zafi dengan nada sedikit kesal.

"Kalau gue jadi Aisya, mungkin gue juga lakuin seperti apa yang dilakuin Aisya. Gini fi, siapa sih yang nggak marah ataupun sakit hati jika mendengar seseorang jelek-jelekin kita. Secara Aisya itu cewek. Hati cewek itu halus fi, mau kita bercanda ataupun enggak setiap ucapan kita pasti dimasukin ke hati sama dia. Apalagi ini ayah kamu sendiri yang jelekin Aisya." papar Aldo.

"Ayah minta Syafa buat jauhin gue, dan berhenti dari pekerjaannya." Dewa mengernyit heran menatap Zafi.

"Apa tadi? Pekerjaan? Hubungannya apa?" tanya Dewa.

"Gue selama ini nyuruh Syafa kerja di apart gue." pungkas Zafi.

"Sebagai?" sahut Gio.

"Pembantu"

"Lo tolol apa gimana sih? Bisa-bisanya lo nyuruh Aisya jadi pembantu di rumah lo." tatapan tajam Zafi lemparkan kepada Aldo.

"Dengerin penjelasan gue dulu njing!!" geram Zafi.

"Oke lanjut."

"Gue minta lo jelasin dari awal. Mulai dari gimana lo bisa kenal sama Aisya dan dengan mudahnya lo berikan hati lo untuk dia." pinta Dewa dan mendapatkan anggukan dari Zafi.

"Gue bertemu Syafa saat gue kecelakaan. Waktu itu gue sempet kecelakaan kecil, seperti biasa nggak akan ada orang yang mau nolong gue. Tapi, Syafa dengan suka relanya mau membantu gue. Saat gue lihat dia, gue inget bunda. Tatapan teduhnya sama seperti tatapan teduh bunda. Awalnya gue pikir gue hanya sebatas tertarik aja sama dia, ternyata salah. Dia selalu buat gue kepikiran sampai tanpa sadar gue panggil nama dia waktu di markas. Kalian inget?" teman-temannya mengangguk "Itu adalah hari dimana gue ketemu dia. Dan ternyata dia juga sekolah di SMA GARUDA. Gue semakin yakin kalau hati gue ingin memilikinya. Waktu pulang gue ikutin dia, dia bekerja paruh waktu di toko bunga dekat sekolah. Waktu itu dia dipecat sama atasannya, dan itulah kesempatan buat gue untuk bisa deket sama dia." jelas Zafi.

Kulangitkan Namamu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang