Bab 1

1.6K 64 1
                                    

"Hadirnya mampu mengembalikan sesuatu yang sudah lama hanyut dalam luapan kerinduan".
-Abidzar Zafierio Pradigta

Assalamualaikum teman-teman.
Happy reading.👋



Ruangan yang gelap, bernuansa hitam dengan aksesoris motor disekelilingnya. Terlihat ada beberapa pemuda didalamnya yang sedang tertawa bercanda gurau. Seorang laki-laki berjalan memasuki ruangan dengan langkah tertatih, muka yang lebam dan ada beberapa bercak merah seperti olesan obat luka yang menghiasi wajah serta tangannya.

"Eh si bos datang tu!" Ujar salah satu cowok yang tengah duduk diajas meja dan tangan yang sedang bergulat dengan kulit kacang.

"Wett wettt muka lo nape boss omaigatttt"

"Lebay loo. Eh tapi bener juga muka lo kenapa bonyok gitu dah? Gak mungkin kan lo dikroyok" Lontaran pertanyaan yang diucapkan dengan gelak tawa dari salah satu cowok.

"Hmppttt...hahaha, ngaco lo mana mungkin seorang Zafi ketua geng yang hobi nya tawuran dikroyok, nglawak loo!" Sahut salah satu dari mereka.

Cowok itu adalah Zafi. Abidzar Zafierio Pradigta, seorang laki-laki yang berparas tampan, memiliki hidung mancung, beriris mata coklat, pemilik rahang tegas, berperawakan tinggi, dan berasal dari keluarga terpandang. Dia nakal, pemarah, dan juga kasar. Seorang ketua geng motor Black Flower yang artinya bunga hitam. Black flower dibuat oleh Zafi untuk mempererat pertemanan mereka. Bukan geng yang senang berkeliaran di jalan dan mencari keributan untuk hal yang tidak jelas. Hanya untuk berkumpul, bercerita dan menceritakan keluh kesah bersama.

Dan pertanyaan-pertanyaan tadi berasal dari teman-teman Zafi. Reynaldo Varellio Serhan lelaki tampan dengan mata sipit, dan senyum Pepsodent yang selalu menjadi ciri khasnya. Fergio Arnando Verdas lelaki yang sangat irit bicara seperti Zafi, namun masih bisa ditoleransi kalau diajak bicara. Dewa Arayyan Putra sahabat kecil Zafi, yang katanya paling mengerti gimana Zafi. Hanya Dewa yang normal diantara teman-temannya. Dan terakhir Azril Putra Dewanata yang paling cerewet dan bobrok diantara keempat temannya. Hobinya yang gonta ganti cewek dan genit membuat teman-temannya itu jengah dengan tingkahnya.

Mereka adalah sahabat dari SMP, kecuali Dewa dan Zafi. Keduanya adalah sahabat dari orok. Dewa tau gimana sifat Zafi, Zafi yang dulu periang, mudah bergaul, ramah namun sekarang Zafi bukanlah Zafi yang dulu, pemarah, kasar, jarang senyum, dingin, dan bahkan menakutkan itulah yang bisa dirasakan oleh Dewa.

"Bacot lo!" Zafi melepas jaketnya lalu membaringkan tubuhnya diatas sofa dengan mata yang ikut terpejam.

"Ada masalah?" Gio berkata dengan hanya menaikkan satu alis tebalnya tanpa menampilkan ekspresi apapun.

"Kecelakan"

"Hah?Siapa?" Tanya Azril heboh.

"Gue" Jawab Zafi dengan keadaan mata yang masih terpejam tanpa merubah posisinya. Entah apa yang sedang dia pikirkan.

"Serius lo? Kok bisa? Mana aja yang luka? Kok lo gak telpon kita sih bos?" Pertanyaan beruntun yang dilontarkan Aldo membuat Zafi berdecak pelan dan memilih tetap berada diposisinya tanpa menjawab pertanyaan Aldo.

Flashback on

"Bunda" lirih Zafi disaat ia melihat manik mata gadis tersebut.

"Bunda? M-maaf mas, masnya bisa jalan apa nggak?" Kening gadis itu berkerut saat mendengar lirihan Zafi.

Zafi langsung menyardakan lamunannya, kemudian ia berjalah tertatih masuk kehalaman panti. Dia mendudukkan tubuhnya dikursi kayu yang berada diteras dan kemudian melepaskan jaketnya. Keluarlah ibu-ibu dari arah dalam panti, sambil menggendong anak kecil yang sedang tidur, Em..mungkin berusia 4 tahun.

Kulangitkan Namamu Onde as histórias ganham vida. Descobre agora