15. BERAPA RATINGNYA?

26 4 12
                                    

Selamat membaca


Tiga orang laki-laki berbadan besar yang tingginya menjulang berjalan beriringan menuju kantin sembari di iringi tawa serta celotehan receh Rigel. Sedangkan Lio membalas seadanya dan Vegas yang banyak diamnya.

"Yaelah Gas sampe segitunya mikirin gituan doang." Rigel tertawa ringan melihat gelagat Vegas yang tak biasanya. Banyak diamnya, seperti saat hari pertama Zeekara memutuskan menjaga jarak diantara keduanya.

"Tau anjir," timpal Lio.

"Diem deh lo berdua. Bukanya ngasih solusi malah ngeledek mulu." kesal Vegas.

"Tenang aja sih, lo nggak aneh-aneh juga kalo mabok," ujar Rigel.

"Ya paling cuma minta naik sapi aja," sambung Rigel di iringi tawa.

"Hahaha anjing masih inget aja," kelakar Lio.

"Tuh kan malu-maluin banget," ringis Vegas mengingat kelakukan bodohnya jika di pengaruhi alkohol.

"Rigel lo dengerin Gas, mana ada yang bener sih ucapan dia. Becanda doang itu." Lio kasihan melihat raut wajah Vegas yang tak bisa tenang sedari pagi.

"Nggak becanda anjir. Masa lo lupa kejadian bulan lalu, Li? Ngerengek minta naik delman anjir! Tengah malem mana ada delman!" seru Rigel tak ada habisnya.

"Tuh kannn," lirih Vegas.

Rigel dan Lio semakin terbahak melihat tingkah Vegas sekarang.

"Jedotin kepala gue plisss," katanya dengan raut wajah memelas.

"Gue berbuat apa, ya tadi malem. Sumpah demi apapun gue nggak inget sama sekali."

"Dah tenang aja," Lio menenangkan Vegas. "Kalo pun lo berbuat yang memalukan juga pasti Zee ngechat lo kan? Tapi pagi tadi enggak ada dia chat lo kan? Berarti nggak aneh-aneh tingkah lo."

"Kenapa harus chat gue?" Vegas mendadak jadi bodoh.

"Ya setidaknya dia bakal kirim emot ketawa ngeliat tingkah lo. Tapi enggak kan? Artinya nggak ada hal memalukan yang lo lakuin." Setidaknya itu argumen paling waras di antara semuanya.

"Bener juga," katanya pelan.

Vegas mendekat pada Lio. "Jadi nggak perlu malu kan kalo ketemu Zee?" Vegas mendapatkan gelengan membuatnya sedikit merasa tenang.

"Harus malu lah!" Tiba-tiba Rigel berteriak. Dengan muka seriusnya ia melanjutkan. "Bisa jadi Zee nggak chat lo karena nggak enakan. Iya kan? Bisa jadi kelakukan lo bikin malu tapi dia nggak enak ngasih tau lo, dia kasian sama lo kayanya Vegas."

"Gel udah Gel, capek gue ngeliat muka ni anak frustasi gini dari pagi sampai sekarang." Lio jadi lelah sendiri.

"Gel, lo jangan bikin gue overthinking dong! Li enggak kan?" tanya Vegas memandang wajah Lio seperti anak kecil meminta validasi.

"Iya enggak," balas Lio.

"Gel udah anjir!" Rigel mendapatkan jitakan dari Lio kala mulutnya akan terbuka kembali.

"Hahaha iya iya udah deh, tap–"

"Kak Vegas!" teriakan melengking menyambut ketiga laki-laki pentolan sekolah yang baru aja memasuki kantin.

"Cewek lo noh," ujar Rigel.

"Kekasih tercinta udah manggil. Mau duduk bareng apa misah?" tanya Lio pada Vegas.

"Misah aja," balas Vegas yang sukses membuat kedua orang di sampingnya memiringkan kepala dengan raut wajah kagetnya.

"Tumben amay, kesambet apaan lo?" timpal Rigel.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 20 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

NISCALA & AMERTAWhere stories live. Discover now