[22] Flashback

455 14 9
                                    

Happy reading ya guys
Jangan lupa vote and comen nya ok😉

🍼🍼🍼

Jodoh itu tidak bisa ditebak. Seperti aku yang tidak bisa menebak kepribadian kamu.

🍼🍼🍼

Berdiri di depan gerbang sekolah menunggu jemputan mungkin tidak akan terlalu mengesalkan bagi si kecil Maudya, hanya saja karena berdirinya bersama dengan lelaki ini membuat Maudya harus menahan sabar sekuat tenaga.

"Amrif berhenti narik-narik kerudung aku ih!" Sekuat tenaga Maudya menepis tangan lelaki jahil bernama Amrif itu.

Namun, bukannya marah, Amrif malah memasang wajah songong seolah-olah dia tidak sedang melakukan kesalahan apapun. "Aku kan cuma bantu benerin kerudung kamu aja, itu kerudungnya miring sebelah kayak otak kamu." Jawabnya enteng.

"Otak kamu kali yang miring, orang otak aku masih dikepala kok." Balas Maudya seperti biasa, ngegas. Benar-benar hiburan untuk Amrif.

"Yang bilang otak kamu ada di dengkul siapa? Kecuali kamu nyadar kalau selama ini otak kamu itu emang cuma seperempat doang ada di kepala, sisanya kamu taruh di dengkul."

"Ihhh Amrif nyebelin banget sih! Rasain nih nih!" Dengan jurus pukulan maut andalannya, Maudya memukuli Amrif yang bukannya kesakitan malah tertawa senang, Maudya semakin kesal saja dibuatnya, apalagi lelaki itu malah berlari kabur menghindar.

"Wleee dasar cewek galak! Kalau galak terus kayak gitu kamu bakalan cepet tua, terus gak ada satupun cowok yang mau nikahin kamu yang udah jadi nenek-nenek." Ledek lelaki itu semakin membuat emosi Maudya mencapai klimaksnya.

"Ihh, Amrif kamu rese banget sih! Awas kamu ya!"

"Haha kejar aku kalau bisa. Dasar nenek-nenek wleee!"

Kejar-kejaran antara dua bocah SD itu tidak terelakkan. Keduanya berlari menjauh dari gerbang depan sekolah menuju sebuah pohon beringin besar yang tumbuh di taman seberang sekolah mereka.

"Amrif berhenti kamu disana!" Teriak Maudya sambil mengejar Amrif yang terus berlari menghindari kejaran gadis itu.

"Enggak mau ah, nanti kalau aku berhenti malah kamu pukul."

"Ya itu karena kamunya nyebelin banget jadi cowok!"

"Kalau aku galak malah jadi cewek kayak kamu!"

"Berhenti gak kamu!"

"Gak mau wlee, kejar aja kalau bisa!"

Terus menerus saling mengejar mungkin tidak membuat keduanya sadar bahwa matahari yang semula bersinar cerah kini hilang tertutup awan gelap yang menjadi ciri khas hujan akan turun.

Ctarrr

Sampai suara petir disertai kilat yang menyambar membuat kedua bocah itu akhirnya berhenti saat menyadari cuaca sekitar telah berubah total menjadi sangat menyeramkan. Berbeda dengan Maudya yang kaget, Amrif justru langsung berjongkok di atas tanah sembari menutup telinganya kuat-kuat.

"Mama.. hiks."

Deru isak tangis dari seseorang menyadarkan Maudya dari keterkejutannya, saat Maudya menoleh, di depan sana Amrif sudah berjongkok sambil menutup kedua telinga kuat-kuat, apalagi saat angin bertiup begitu kencang disertai hujan yang perlahan turun semakin mengencangkan tangis lelaki itu.

Dear My HusbandWhere stories live. Discover now