[1] Sah!

232 5 0
                                    

Happy reading guys!

📸📸📸

Jika boleh dikata, aku juga tidak ingin berada di posisi menyedihkan seperti ini.

🥕🥕🥕

Tak tak tak

Suara pisau beradu dengan talenan terdengar di antara bisingnya dua orang yang terlihat tengah melakukan panggilan video.

Sambil memasukkan sayur kedalam wajan berisi daging yang telah di masak lebih dulu, seorang perempuan melirik ponselnya yang menampilkan sang sahabat.

"Pokoknya gue gak mau tau! Bulan depan Lo harus kosongin jadwal buat datang ke acara nikahan gue. Awas aja kalau Lo gak datang! Bukan temen gue lagi!" Terdengar perempuan di seberang sana mengancam.

"Iya iya bawel. Gue usahain buat dateng nanti." Jawab Maudya lalu menuangkan menu sarapannya ke atas piring dan menaruhnya di meja makan. "Lagian, Lo gak ada angin gak ada ujan tiba tiba ngabarin mau nikah. Emang siapa sih cowok aneh mau nikah sama Lo?" Ledeknya sambil memasukkan nasi beserta lauk kedalam mulut. Bibirnya berkedut berusaha untuk tidak tertawa melihat reaksi kesal sahabatnya di sana.

"Ada deh. Pokoknya ini orang rumahnya gak jauh kok dari komplek kita, cuma beda RT sama RW aja. Lo juga kenal dekat sama dia." Jawab Salsa dengan sok misterius.

Kening Maudya berkerut, pertanda bahwa dia sedang berusaha mengingat siapa saja pria yang dekat dengannya di komplek tempat dia tinggal.

"Diko?" Satu nama melintas di kepala Maudya. Sosok pria yang sering lalu lalang di depan rumahnya dulu dengan sengaja demi menarik perhatian Salsa, padahal rumahnya jauh dari tempat mereka tinggal.

"Ih bukan! Bukan Diko!"

"Ya terus siapa dong?" Maudya menatap malas Salsa. Sahabatnya ini terlalu suka nonton film aksi makanya terbawa suasana dengan bersikap sok misterius seperti ini.

"Intinya Lo dateng aja dulu. Nanti juga Lo bakalan tau siapa orangnya— SALSA INI CALON SUAMI KAMU UDAH NUNGGU NIH CEPETAN TURUN!" Terdengar suara seorang pria yang Maudya ketahui adalah kakak Salsa dari seberang sana.

"IYA BENTAR!" Salsa mengalihkan pandangannya pada Maudya sambil tersenyum sumringah. "Udah dulu ya dy. Calon suami gue udah nunggu buat pergi fitting baju pengantin. Jangan lupa datang bulan depan. Bye bye assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Maudya menatap kosong ponsel yang kini berganti layar. Entah kenapa, perasaan Maudya tidak karuan. Gelisah melanda tanpa alasan yang jelas. Maudya hanya berharap semoga ini hanya firasatnya saja.

Yah semoga.

🥕🥕🥕

Malam hari di daerah permukiman gang sempit. Dua orang pria berpakaian serba hitam berjalan merangkul seorang pria yang tak sadarkan diri menuju sebuah kontrakan kecil di depan sana.

"Bener inikan rumahnya?" Salah satu dari mereka bertanya, menatap pintu kayu kontrakan tersebut sedikit ragu apa benar alamat yang mereka tuju.

"Buka aja!" Jawab yang satu lagi. Pria itu mengangguk, lalu memasukkan kunci kedalam lubang pintu. Beberapa detik mencoba akhirnya pintu tersebut terbuka. Dengan cepat keduanya membawa pria tak sadarkan diri tersebut masuk kedalam salah satu bilik kamar yang ditempati seorang gadis berhijab yang tengah tertidur pulas. Tidak menyadari bahwa ketika dia terbangun mungkin statusnya telah berbeda.

Dear My HusbandWhere stories live. Discover now