[15] Bertemu Salsa

100 2 0
                                    

Happy reading guys 🌎

⚓⚓⚓

Selain cinta, rasa sayang juga tidak boleh terlalu berlebihan. Karena kamu bisa bernasib sepertiku. Jangan kan untuk benci, marah saja aku tidak mampu.

⚓⚓⚓

Setelah kejadian malam itu, Maudya selalu mencari celah untuk menghindari interaksi bertemu dengan Amrif. Tapi siapa yang bisa menghindari pertemuan saat tinggal seatap?

Saat ini saja Maudya tidak bisa mengelak ketika dirinya kembali dipertemukan di satu meja makan yang sama dengan Amrif. Tapi, melihat bagaimana tenang nya pria itu menikmati sarapannya, sepertinya hanya Maudya yang merasa canggung.

"Maudy, handphone kamu mana?" Tanya Amrif mengejutkan Maudya.

"Ha?"

"Handphone kamu mana?" Tanyanya sekali lagi.

"Eee di.. kamar." Jawab Maudya sambil menunjuk kearah lantai dua ragu.

"Ambil dulu, saya ada perlu."

Maudya mengangguk patuh lalu bangkit melaksanakan perintah sang suami. Tak lama kemudian, Maudya kembali lagi membawa satu buah handphone ditangannya.

"Ini mas."

Amrif menerimanya. Terlihat tangannya dengan lincah bermain di layar ponsel milik sang istri. Setelah selesai, Amrif meletakkan ponsel itu keatas meja lalu mengesernya ke hadapan Maudya.

"Saya sudah simpan nomor saya disitu. Jadi nanti kalau kamu mau pergi, kamu bisa telfon atau SMS saya. Setidaknya saya tau posisi kamu saat ini dimana dan dengan siapa." Ucap Amrif.

Maudya diam tak menanggapi, saat ini matanya hanya terfokus pada nama kontak sang suami di layar handphone nya.

"Mas suami?" Ejanya sambil melirik Amrif yang tersenyum lebar sambil mengangguk semangat.

"Iya. Gimana? Bagus kan namanya?"

Maudya melirik Amrif sambil mengusap tengkuknya canggung. "Kok aku ngerasa geli ya mas?" Jawab Maudya jujur.

Detik itu juga ekspresi Amrif berubah datar. Decakan kesal lantas keluar dari mulut pria itu. "Kamu gak bisa diajakin romantis ah! Apa salahnya nama saya di kontak kamu 'mas suami'? Saya bahkan menamai kamu 'istriku' di kontak."

Benar. Saat pria itu menunjukkan isi ponselnya, nama Maudya di kontak itu memang 'istriku'. Bolehkah saat ini Maudya merasa senang?

"Ya, maaf. Aku belum terbiasa dengan suasana romantis gitu. Wajar aja kan, aku gak pernah pacaran, tiba-tiba aja langsung nikah. Jadi, pengalamannya sama sekali gak ada." Jawab Maudya jujur.

"Ya udah, kalau gitu biasain."

"Iya."

Hening kembali melanda, saat ini Maudya bingung ingin berkata apa. Namun, saat teringat sesuatu Maudya lantas mengangkat pandangannya menghadap Amrif.

"Kenapa?" Tanya Amrif mendapati istrinya seperti hendak mengutarakan sesuatu.

"Mas, hari ini aku mau kerumah bunda gak apa-apa kan? Aku udah lama gak kesana, dirumah juga aku cuma sendiri, gak ada kerjaan." Ucap Maudya mengutarakan keinginannya.

Dear My HusbandWhere stories live. Discover now