[8] Tingkah Aneh Amrif

111 3 0
                                    

Silahkan dibaca..🐻

🥗🥗🥗

Sikapnya selalu membuatku salam paham. Tapi, disatu sisi juga membuatku sadar.

🥗🥗🥗

Pernikahan Maudya dan Amrif hampir berjalan selama dua minggu. Selama itu pula, Amrif selalu pulang larut bahkan pernah tak pulang. Interaksi keduanya pun juga sudah jarang. Bertemu paling saat sarapan, dan setelahnya Maudya tidak akan melihat batang hidung suaminya itu lagi. Entah pekerjaan apa yang ditekuni pria itu hingga sesibuk ini.

Pernah satu malam, Maudya merasa khawatir ketika Amrif tidak pulang, apalagi saat itu hujan mengguyur bumi. Maudya nekat menunggu suaminya pulang hingga tak sadar tertidur di sofa. Namun, saat terbangun Maudya sudah berada di kamar. Apa mungkin dirinya tidur sambil berjalan?

Pernah kejadian satu lagi, ketika Maudya terbangun dini hari, dirinya tak sengaja mendapati suaminya baru saja pulang dengan penampilan yang terlihat berantakan berjalan dari arah tangga menuju kamarnya yang ada di samping kamar Maudya. Hanya saja, lebam biru yang tercetak di pipi dan sudut bibir Amrif membuat Maudya seketika panik.

"Mas, wajah kamu kenapa?" Tanya Maudya menatap khawatir suaminya yang terlihat mengenaskan tersebut.

Amrif tak menjawab, pria itu justru jalan mendekat lalu meraih tubuh Maudya masuk kedalam pelukannya. Bisikannya yang lirih membuat bulu kuduk Maudya meremang seketika.

"Abis perjuangin sesuatu."

"Perjuangin apa?"

Amrif tak menjawab. Dagunya dengan nyaman menyandar di bahu sang istri, sambil sesekali menghirup aroma buah jeruk yang menguar di tubuh Maudya.

"Orang spesial." Jawab Amrif membuat Maudya tak bisa berkata-kata lagi, karena pria itu mulai menduselkan hidungnya di leher Maudya, membuat wanita itu dibuat merinding dengan kelakuan sang suami. Entah kerasukan hantu mana suaminya ini?

🥗🥗🥗

Dan pagi ini, pria itu sudah duduk anteng di meja makan sambil memakan menu sarapan yang Maudya masak dengan lahap. Melihatnya membuat Maudya terdiam.

"Mas," panggil Maudya pelan. Menatap Amrif yang meliriknya sekilas sambil bergumam pelan. "Mas gak ngerasa kalau akhir-akhir ini mas terlalu giat bekerja? Maksudnya. Mas memangnya tidak lelah, bekerja sambil kuliah?" Tanya Maudya mengkhawatirkan suaminya itu.

Akhir-akhir ini memang Maudya baru mengetahui fakta bahwa Amrif bekerja sambil kuliah dari mertuanya. Pria baya itu sering datang berkunjung bersama Acut kemari saat Amrif tak ada. Beliau sering bercerita mengenai Amrif yang cukup menarik minat Maudya untuk mendengarkan.

"Capek. Tapi kalau ingat punya istri yang harus dinafkahi, saya harus semangat kerjanya." Jawab Amrif sambil fokus menyantap sarapannya.

"Aku gak nuntut mas buat ngasih nafkah yang banyak. Aku gak terlalu butuh uang, mas tidak perlu segiat itu bekerja untukku." Terang Maudya.

Amrif menghela nafasnya, tatapannya lantas tertuju pada istrinya yang memancarkan aura khawatir yang kentara. "Saya tau. Tapi memang pekerjaan saya seperti ini. Dari saya masih sama Salsa terus sekarang sama kamu."

Ada satu fakta yang lupa Maudya beberkan. Setiap pertemuan singkat yang terjadi pada mereka setiap harinya. Tidak ada satupun yang terlewatkan mengenai Salsa. Pasti ada satu yang Amrif sadar atau tidak sadar selalu mengungkit tentang mantan tunangannya itu.

Dear My HusbandOnde as histórias ganham vida. Descobre agora