[2] Tak dianggap

156 5 0
                                    

Selamat menikmati🐰

🌹🌹🌹

Tak ada yang sempurna di dunia ini. Termasuk aku.

☘️☘️☘️

Di depan sebuah rumah bertingkat dua, mobil yang sedari tadi dikendarai oleh sepasang suami istri itu berhenti. Maudya menatap ke arah rumah yang ia kenali sebagai rumah mertuanya.

"Turun!" Titah Amrif tanpa menatap kearah Maudya barang sedetik pun.

Tak ingin memperkeruh suasana, Maudya turun dari mobil. Sedetik kemudian, mobil tersebut langsung pergi meninggalkan Maudya sendiri, bahkan tanpa berpamitan. Melihat hal itu Maudya hanya mampu menghela nafasnya berat.

Melirik gerbang yang ada di hadapannya. Meski ragu, Maudya mencoba memberanikan diri memasuki halaman tersebut menuju pintu utama.

Tok tok tok

Dengan pelan Maudya mengetuk pintu, hingga tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki dari dalam dan setelahnya pintu di hadapannya terbuka. Menampilkan sosok remaja SMA berdiri di depannya.

"Kak Maudy ya?" Tanya perempuan tersebut.

"Iya Cut. Mama sama papa di dalam?" Jawab Maudya sambil melirik kedalam memastikan apakah ada dua manusia tersebut. Setidaknya bila tidak ada, Maudya bisa sedikit lebih tenang tinggal di sini.

Cecilia Acut Abraham. Adik dari Amrif itu terdiam sebentar. "Ada kak, bentar aku—"

"Siapa Cut?" Belum sempat Acut memanggil, seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah Ella turun dari tangga menuju pintu utama.

Ketika tatapan Ella bertemu dengan Maudya, seketika itu juga tatapannya berubah nyalang penuh ketidak sukaan.

"Ngapain kamu kesini ha?! Saya tidak terima sampah di rumah ini!" Hina Ella membuat Maudya tertunduk mencoba menyabarkan hati dari omongan pedas sang mertua.

"Tapi mah—"

"Siapa mama kamu?! Jangan panggil saya mama! Jangan karena kamu berhasil merebut putra saya dari Salsa, kamu bisa ngambil hati saya juga. Saya tidak akan terkecoh dengan muka polos kamu itu! Sampai kapanpun, kamu tidak akan pernah saya anggap sebagai menantu! Menantu saya cuma ada satu. Yaitu Salsa!" Potong Ella sebelum Maudya sempat menyelesaikan ucapannya.

"Sekarang sebaiknya kamu pergi dari sini! Rumah ini tidak menerima wanita murahan seperti kamu!" Usir Ella mendorong tubuh Maudya, membuatnya hampir saja terjatuh. "Pergi! Jangan pernah kamu muncul lagi di sini!" Setelah berkata seperti itu Ella menarik tangan Acut masuk lalu menutup pintu dengan keras hingga menimbulkan suara yang memekakkan.

Maudya masih berada di tempatnya. Tanpa sadar setetes air mata jatuh membasahi pipinya. Maudya tidak ingin menghapus apalagi pura pura terlihat baik baik saja. Karena nyatanya, Maudya hanya butuh tangisan untuk meredam luka yang tertoreh begitu dalam di hatinya.

Dengan langkah gontai, Maudya keluar dari perumahan tersebut sambil menyusuri jalanan komplek yang nampak sepi di malam hari. Hanya ada dirinya, dan lolongan anjing dari beberapa pemilik rumah.

Rumah Maudya tidak jauh, karena hanya berbeda RT dari rumah mertuanya. Saat kakinya berjalan mendekat pada pagar rumahnya. Tatapan Maudya berhenti saat melihat sebuah mobil sedan hitam terparkir di depan rumah Salsa.

Dear My HusbandWhere stories live. Discover now