"Tidak.., Fanny sekarang harus disampingku" ucap Rasya sembari menggenggam tangan Fanny dengan erat.

Aisyah langsung memasang wajah marah.

"Sudahh~.. Ini" ucap Yahsya sembari memberikan paha ayam goreng di piring Aisyah.

Dan ya, cara kecil itu berhasil membuat Aisyah langsung tersenyum senang.

"Yeaay.. ayam goreng~" pekik Aisyah sembari bertepuk tangan senang, dan hendak melahap ayam goreng itu.

"Hmm, Ayo berdoa dulu sebelum makan" ucap Papa Boy, membuat Aisyah yang sedang membuka mulutnya lebar-lebar langsung menyengir dan meletakkan ayam gorengnya.

Yahsya tertawa kecil melihat kembarannya.

Mereka pun berdoa, dipimpin Papa Boy.
Setelah berdoa, Rasya mengambil beberapa makanan untuk Fanny sembari tersenyum lembut.

Fanny pun tersenyum dengan perhatian yang diberikan Rasya.

"Terimakasih Abang.." ucap Fanny dengan lembut.

Rasya hanya mengangguk menjawabnya, dan mereka pun makan dengan tenang sembari berbincang ringan.

Tak lama kemudian, mereka pun selesai makan malam. Setelah berdoa, si kembar langsung berlari menuju ruang tengah untuk menunggu cheese cake mereka datang.

Papa Boy hanya tersenyum kecil melihat anak kembarnya tersebut.

"Eumm.. Rasya.. Fanny.., boleh Mama dan Papa membicarakan sesuatu?" Tanya Mama Yaya.

"Tentu saja. Bicara tentang apa, Ma?"  Tanya Rasya.

"Tentang... tempat tinggal. Untuk sementara, kalian tinggal bersama kami tidak apa kan? Setidaknya sampai..., Cantavart benar-benar sudah tidak ada" ucap Mama Yaya dengan pelan.

Rasya langsung terdiam mendengarnya.

"Tinggal bersama Papa Mama? Dan juga Yahsya dan Aisyah..., dirumah ini?" Tanya Fanny antusias.

"Iya, Fanny. Firasat Mama semakin hari semakin buruk jika kalian jauh dari rumah ini. Kami hanya ingin kalian baik-baik saja" ucap Papa Boy.

"Jika tidak nyaman, kami akan membuatkan ruangan baru untuk kalian. Ya tidak terlalu besar, tapi Mama usahakan lebih dari cukup hingga kalian merasa memiliki rumah terpisah dengan kami" ucap Mama Yaya.

"Tidak perlu, Mama. Fanny sangat senang karena masih diberi kesempatan untuk tinggal bersama Papa dan Mama" ucap Fanny, dan refleks Rasya menatapnya.

"Serius tidak apa? Maksudku, kau sudah melihat kan bagaimana suasana... keluarga kami?.. Sangat tidak sesuai dengan yang kau bayangkan, kan?" Tanya Rasya.

"Ya Abang, suasana disini sangat tidak sesuai dengan yang Fanny bayangkan. Tapi bukan berarti Fanny tidak menyukainya. Fanny.., merasa sangat bahagia disini. Fanny bisa merasakan hangatnya keluarga yang sesungguhnya. Fanny harap, Fanny bisa menjadi.. anak dan menantu yang baik untuk Papa dan Mama" ucap Fanny sembari tersenyum tulus.

Papa Boy dan Mama Yaya pun tersenyum mendengarnya.

"Umm.. sayang~. Mama terharu~. Rasya tidak salah memilihmu" ucap Mama Yaya sembari memeluk Fanny dengan hangat.

Fanny pun membalas pelukan itu dengan hangat.

Rasya mengerjap sejenak, lalu tersenyum menatap Fanny yang terlihat bahagia mendapat pelukan dari seorang Ibu.

"100 juta dolarmu tidak terbuang sia-sia" canda Papa Boy pada Rasya.

"Bahkan Rasya bisa memberikan 1 triliun lagi jika Fanny mau" ucap Rasya.

I Still Want You.. {R💜F}Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon