35

283 28 16
                                    

Jangan lupa tekan '🌟'

⚠️

.

~ISWY~

*Chapter sebelumnya...

"Jadi.. Fanny, ayo menikah denganku. Dan jadilah temanku.. teman hidupku.., untuk selamanya" ucap Rasya dengan suara yang sedikit bergetar.

Fanny tersenyum lembut, dan mulai menjawabnya.

.

"Ehm.. Abang,..-"

Namun seketika, Fanny terdiam. Tubuhnya bergetar tiba-tiba.

"Oh jadi kau tidak memiliki orangtua.. Well, bye"

"Dasar jual mahal"

"Oh.. Pantas saja hanya tinggal sendiri. Jangan-jangan kau bukan wanita baik-baik?"

"Sok jual mahal. Pria mana yang mau dengan wanita buangan sepertimu"

"Hiks... hikss.."

Rasya sangat terkejut melihat Fanny yang tiba-tiba menangis, dengan tubuh yang bergetar hebat.

"F-Fanny..?"

"Hiks.. A-Abang.. hiks.. maaf. Hiks.. hiks... maaf maaf" ucap Fanny sembari mengusap tangannya, memohon maaf pada Rasya.

"Fanny, tidak apa. Aku mengerti kau belum siap untuk ini. Maafkan aku" ucap Rasya, sembari memberikan sapu tangan pada Fanny.

Fanny menerima sapu tangan itu dengan tangan bergetar.

Rasya sungguh bingung harus melakukan apa sekarang. Ia ingin memeluk Fanny, namun ia tidak bisa.

"Hiks hiks..., maafkan Fanny, Abang. Hiks.. maaf" ucap Fanny.

"Tidak apa, Fanny.. Sungguh. Apa ingin pulang saja sekarang?" Tanya Rasya dengan lembut, dan diangguki Fanny.

"Oke ayo.." ucap Rasya dan dengan hati-hati merangkul Fanny, sembari menjaga tangannya supaya tidak bersentuhan kulit bertemu kulit dengan Fanny.

Tiba-tiba Rasya tersentak dan langsung menarik Fanny dalam pelukannya.

'DORR!'

Fanny sangat terkejut mendengar tembakan itu. Dan dengan masih dalam pelukan Rasya, ia merasakan Rasya membawanya dengan perlahan ke tempat yang lebih aman.

Rasya dengan perlahan membantu Fanny duduk di lantai rooftop.

"Tetap disini ya.." ucap Rasya sembari menyalakan teknologi pelindung disekitar Fanny.

Rasya kembali menatap sekitar, mata tajamnya menangkap ada yang bersembunyi diantara pohon hias.

Rasya langsung melepas jam tangannya, dan jam tangan itu berubah menjadi sniper.

'DOR! DOR!'

Rasya mengernyitkan dahinya saat melihat bahwa disana dengan tiba-tiba orang tersebut menghilang.

Rasya langsung menghindar dengan gesit saat beberapa peluru datang ke arahnya.

Sembari menghindar, ia menembakkan snipernya ke gedung-gedung tinggi. Yang dimana disana ada para sniper mafia.

Rasya menghela nafas lega saat para sniper itu sudah tewas.

'Dor!!'

Rasya langsung menghindar, dan menatap peluru disampingnya. Ia sangat mengetahui bahwa peluru itu adalah peluru dari pistol biasa. Bukan dari sniper.

I Still Want You.. {R💜F}Where stories live. Discover now