4

503 54 24
                                    

Jangan lupa tekan '🌟'...

.

~ISWY~

*Skip.. Beberapa Hari Kemudian..

Hari itu, hari sabtu pukul 7 pagi.

Setelah sarapan, Rasya membantu orangtuanya untuk membersihkan rumah. Ya karena pada hari libur, tidak ada pelayan di rumah mereka.

Rasya sangat suka dan senang membantu orangtuanya untuk ini. Namun, ia harus melihat Papanya berpecah.

Sebenarnya, ia tidak masalah jika Papanya ingin berpecah. Tapi, setiap Papa Boy berpecah, pasti ada satu elemental Papa Boy yang Rasya takutkan selalu saja muncul.

Ya, Papa Boy Halilintar.

Parahnya lagi, hari ini.. Rasya diberi tugas oleh Mama Yaya untuk membersihkan gudang bersama Papa Boy Hali.

Dan ya akibatnya.., Rasya dan Papa Boy Hali membersihkan gudang tanpa bicara sepatah kata pun.
Biasanya, jika Rasya dengan elemental Papa Boy yang lain, Rasya akan lebih banyak bicara, khususnya dengan Papa Boy Gempa. Tapi jika dengan Papa Boy Hali.. Rasya merasa segan(dan juga takut) untuk berbicara.

Walau begitu, karena tidak berbicara pekerjaan mereka pun lebih cepat selesai.

"Huft.. selesai juga.." gumam Rasya dengan sangat pelan.

"Lelah kah?"

Rasya langsung terlonjak kaget saat Papa Halinya itu tiba-tiba bersuara.

"E-eumm.. tidak terlalu kok Pa. Apa ada yang.. Rasya.. Eum.. Bukan. Apa Papa perlu bantuan lain?" Tanya Rasya dengan terbelit-belit.

Bagaimana tidak, wajah elemental Papanya yang satu ini sangatlah menyeramkan.

Papa Boy Hali tersenyum tipis mendengarnya. Lalu mengisyaratkan Rasya untuk mendekatinya.

Dengan sedikit takut, Rasya pun mendekati Papa Boy Hali. Namun, saat Rasya berada didepannya, Papanya malah memegang tangan kanannya dengan lembut dan menggerakkan telapak tangan Rasya itu untuk mengepal.

"Kepalkan dengan erat, sangat erat" ucap Papa Boy Hali.

Rasya pun menurut, dan mengepalkan tangannya dengan sangat erat.

Setelah itu, Papa Boy Hali meletakkan telapak kirinya pada tangan kanannya yang mengepal. Dengan posisi jari kelingking kanannya yang hanya menyentuh telapak kirinya.

"Coba sekarang Rasya tiup dari sini" ucap Papa Boy Hali sembari menunjuk jari telunjuk dan ibu jari Rasya yang terkepal.

Rasya pun menurutinya.

"Anginnya sampainya ke telapak kiri Rasya, tidak?" Tanya Papa Boy Hali setelah Rasya melakukannya.

Rasya menggeleng menjawabnya.

"Kenapa bisa begitu?" Tanya Papa Boy Hali lagi.

"Karena.., Rasya mengepalkan tangan kanan Rasya terlalu erat. Jadi, anginnya tidak sampai ke telapak kiri Rasya" jawab Rasya.

Papa Boy Hali mengangguk setelah mendengarnya.

"Sekarang, coba Rasya longgarkan kepalannya. Dan coba tiup lagi" ucap Papa Boy Hali.

Rasya pun menuruti apa yang di ucap Papanya itu.

"Terasa anginnya, kan? Sekarang, coba Rasya umpamakan dengan..
Telapak kiri Rasya ini adalah Papa Hali, lalu tiupan Rasya itu adalah Rasya sendiri, sementara kepalan ini adalah rasa takut Rasya pada Papa Hali"

I Still Want You.. {R💜F}Where stories live. Discover now