2

764 69 43
                                    

Jangan lupa tekan '🌟'..

.

~ISWY~

*Skip pukul 9 Malam..

Rasya baru saja pulang dari kencan-nya bersama Fendya. Rasya memarkirkan mobilnya di garasi mobil, lalu mengusap matanya yang terasa perih.

"Hmh.. entah keberapa kalinya, aku gagal menjadikan Kak Fendya kekasihku.." batin Rasya sembari turun dari mobil dan memasuki rumahnya.

"Assalammu'alaikum.." ucap Rasya sembari berjalan ke ruang tengah.

Di ruang tengah, ia langsung disambut oleh orangtuanya yang memakai pakaian couple.

"Wa'alaikumsalam Say-.. Rasyaa!??.. Ada apa denganmu? Kenapa matamu sembab dan merah? Kau habis menangis? Kenapa menangis? Apa Kak Fendya menolakmu untuk menjadi kekasihmu?" Tanya Mama Yaya dengan heboh sembari mendekati Rasya.

Rasya tersenyum dan mencium tangan Mamanya.

"Rasya baik-baik saja kok, Mama" ucap Rasya dengan lembut.

"Eung~.. pasti tidak baik-baik saja karena matamu sampai merah begitu. Duduk dulu ayo" ucap Mama Yaya sembari memaksa Rasya untuk duduk di antara dirinya dan Papa Boy.

Rasya pun hanya menurutinya.

Melihat mata Rasya yang sangat merah, Papa Boy pun mengambil obat mata.

"Sini.." ucap Papa Boy sembari menepuk paha kekarnya.

Rasya yang paham maksud Papanya pun langsung berbaring dengan berbantalkan paha sang Papa.

Lalu Mama Yaya pun menarik kaki jenjang Rasya dipangkuannya, dan memijatnya pelan. Sementara Papa Boy meneteskan obat mata itu di mata Rasya.

Rasya hanya diam sekaligus tersentuh akan perlakuan orang tuanya yang selalu memanjakannya layaknya pangeran. Namun, Rasya merasa sungkan di usianya yang sudah menginjak dewasa.

"Matamu itu sama seperti Papa. Jika menangis terlalu parah, akan terasa perih dan memerah" ucap Papa Boy dengan lembut.

"Benar. Jadi, pasti ada sebabnya kan Rasya menangis?" Ucap Mama Yaya sembari tersenyum.

Setelah Papa Boy meneteskan obat mata itu, Rasya pun kembali duduk karena merasa tidak enak pada orangtuanya.

"Mm.. Rasya baik-baik saja kok. Hanya.. sedih saja. Kak Fendya menjadi mahasiswi terpilih yang akan melanjutkan kuliah ke Amerika. Sebenarnya Rasya senang, tapi.. Kak Fendya akan melanjutkan kuliahnya di Amerika.. Tahun ini. Setelah ujian akhir semester. Jadi, 1 bulan lagi Rasya tidak bisa melihat Kak Fendya secara langsung" ucap Rasya dengan pelan.

Papa Boy dan Mama Yaya mengangguk paham mendengarnya. 

"Tidak apa, Sayang. Yang terpenting kan, masih bisa video call-an dengan Kak Fendya" ucap Mama Yaya.

"Iya.. tapi.. Kak Fendya disana 5 tahun Maa~ dan.. 5 tahun kedepan, mungkin Rasya sudah lulus kuliah. Eung~~ Rasya takut Kak Fendya diambil pria lainn~" rengek Rasya sembari memeluk Mama Yaya erat.

"Rasya.. Papa kan selalu bilang. Wanita itu bukan hanya ada Kak Fendya. Ya, memang Rasya sangat mencintai Kak Fendya, tapi jika Rasya mencintainya, Rasya juga harus membiarkan Kak Fendya memilih. Papa yakin kok, Rasya pasti akan mendapatkan wanita yang terbaik" ucap Papa Boy sembari tersenyum.

"Benar itu. Sudah dong, anak Mama yang tampan jangan sedih ya. Kan ada Papa Mama disini~.. ada adik-adik jugaa~" ucap Mama Yaya sembari mengusap lembut pipi Rasya.

Rasya melepas pelukannya dari Mama Yaya, lalu mengangguk.

"Baiklah~.. Rasya akan berusaha ikhlas untuk masalah ini" ucap Rasya sembari tersenyum yakin.

I Still Want You.. {R💜F}Where stories live. Discover now