"Hmh.. aku tidak akan menyakitinya sedikitpun" ucap Rasya.

"Hihi.. Mama tau itu. Sekarang waktunya mandi. Kita belum sempat mandi karena buru-buru sholat tadi" ucap Mama Yaya.

"Otee!!" Pekik Yahsya dan Aisyah sembari merapihkan alat sholat mereka dengan cepat.

Lalu mereka berlari kecil keluar mushola untuk mandi.

"Mm.. Mama, apakah Fanny akan di kamar yang kemarin?" Tanya Fanny sembari melipat mukenanya.

"Tentu tidak, Sayang. Fanny sekarang bersama suami Fanny" ucap Mama Yaya sembari melirik Rasya dengan senyuman manisnya.

Fanny sedikit tersentak mendengarnya.

Rasya menatap Fanny, dan ia sangat memahami bahwa Fanny belum siap untuk sekamar bersamanya.

"Tapi jika Fanny ingin di kamar yang lama boleh kok. Aku tidak masalah" ucap Rasya sembari meletakkan alat sholatnya dan tersenyum lembut.

"Pengantin baru tidak boleh begitu" ucap Papa Boy, lalu langsung pergi keluar mushola.

"Dengar itu sayang.. Tidak boleh begitu. Ayo, Mama antarkan" ucap Mama Yaya sembari berdiri, dan menggenggam tangan Rasya dan Fanny.

Lalu Mama Yaya membawa mereka menuju kamar Rasya.

Di kamar Rasya, Fanny sedikit terkejut dengan luas dan mewahnya kamar Rasya.
Sementara Rasya, malah terkejut dengan sprei kasurnya yang sebelumnya berwarna biru dan hitam, kini menjadi putih dan sedikit silver. Dan juga terdapat 2 bathrobe yang dilipat bentuk angsa jatuh cinta.

"Sejak kapan kasur Rasya seperti ini?" Tanya Rasya.

"Heummm.... Entahlah. Aisyah dan Melody yang melakukannya" ucap Mama Yaya sembari tersenyum penuh arti.

Rasya mengerjapkan matanya. Sementara Fanny masih terfokus dengan keindahan kamar Rasya.

"Okey, Sekarang Mama mau mandi dulu. Nanti setelah mandi ke ruang makan ya. Kita makan malam bersama~" ucap Mama Yaya, sembari mengecup pipi Rasya dan Fanny.

Setelahnya Mama Yaya langsung keluar kamar, tak lupa menutup pintu.

Rasya menghela nafas pelan, lalu menatap Fanny yang masih saja terpesona dengan kamarnya.
Seketika, senyuman lembut terukir diwajahnya.

"Ehm.. Fanny, apakah kamarku terlalu.. berlebihan?" Tanya Rasya.

"Eh? T-tidak Abang.. Kamar Abang Rasya sangat besar dan mewah. Fanny, agak terkejut saja.. hehe" ucap Fanny sembari menunduk malu.

"Ohh.. kupikir kau pernah melihat kamar Yahsya dan Aisyah" ucap Rasya.

"Iya Abang, Fanny pernah melihat kamar mereka. Tapi, Fanny mengira kamar mereka luas karena Yahsya dan Aisyah satu kamar. Fanny tidak berpikir bahwa... kamar Abang Rasya bahkan lebih besar" ucap Fanny sembari menggaruk pipinya yang tidak gatal.

Rasya tertawa pelan, lalu mengangguk paham.

"Ya.. karena aku anak sulung. Sekarang,.. Fanny duluan, atau aku duluan yang mandi?" Tanya Rasya sembari memberikan salah satu bathrobe angsa di kasurnya pada Fanny.

"Ehm... Abang Rasya boleh duluan" ucap Fanny.

Rasya terdiam sejenak, lalu tersenyum lembut pada Fanny.
Rasya pun mengangkat tangannya, dan mengusap pipi Fanny dengan sangat lembut.

Fanny awalnya sedikit menjauh, tapi ia berusaha untuk membiarkan Rasya menyentuh pipinya.

"Ok.., Aku paham kau masih butuh waktu untuk terbiasa. Dan ini langkah awalnya.." ucap Rasya dan..

I Still Want You.. {R💜F}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang