"Papa sangat bersyukur, karena masih diberi kesempatan melihatmu menikah" ucap Papa Boy.

"Papa bicara apa? Papa memang harus ada disetiap harinya Rasya" ucap Rasya.

"Umur tidak ada yang tau kan?" Ucap Papa Boy.

Mendengar itu, Rasya langsung menoleh menatap Papa Boy.

"Rasya tidak suka membicarakan itu Pa. Papa kan sudah janji, tidak akan meninggalkan Rasya" ucap Rasya.

Papa Boy tersenyum lembut, lalu mengecup pipi Rasya.

"Ya, Papa selalu ada dihatimu" ucap Papa Boy sembari memeluk Rasya.

Rasya membalas pelukan itu dengan erat.

"Nanti saat tinggal dengan Fanny, jaga dia ya. Jangan sakiti dia sedikitpun. Utamakan Fanny lebih dari apapun" ucap Papa Boy.

"Iya Papa.. Rasya akan menjaga Fanny, sekalipun nyawa Rasya taruhannya" ucap Rasya.

Papa Boy tersenyum.

"Papa percaya padamu, kau adalah pria yang bertanggungjawab.."

.
.
.

Saat ini Rasya sudah berada didepan penghulu.
Sementara Fanny menunggu di ruangan khusus bersama Aisyah, Melody, dan Melynda.

Perasaan mereka sangat gugup saat ini.

Hingga sang penghulu mengulurkan tangannya untuk memulai prosesi ijab kabul.

Dengan tangan bergetar, Rasya menggenggam tangan sang penghulu, dan berusaha fokus.

"Muhammad Rasya Haisya bin Boboiboy Rasya, Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Silfanny Ramadhanty binti almarhum Salim Fath dengan maskawinnya berupa kalung berlian 5 gram, uang senilai 100 juta dolar, dan seperangkat alat sholat, tunai"

"Saya terima nikah dan kawinnya Silfanny Ramadhanty binti almarhum Salim Fath, dengan maskawin tersebut dibayar tunai" ucap Rasya dengan jelas dan tegas.

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"SAHHH!!!"

"Alhamdulillahi robbil'alamin..."

Rasya menghela nafas lega, walau tangannya masih bergetar setelah penghulu melepas tangannya.

Di ruangan lain, Fanny tersenyum lega, dan tidak sengaja air matanya menetes karena terharu.

"Sekarang, Kak Fanny benar-benar Kakak Aisyah sekarang~" ucap Aisyah sembari mengusap air mata Fanny dengan sangat lembut.

"Kakak kami juga~" ucap Melody dan Melynda dengan lembut.

Fanny tersenyum dan mengangguk semangat. Sembari membaca doa nikah, bersamaan dengan semua orang yang berada di ruangan akad.

Setelah membaca doa nikah, MC mempersilahkan Rasya untuk berdiri. Sekaligus untuk menyambut Fanny, sang mempelai wanita, memasuki ruangan.

Tak lama kemudian, Fanny memasuki ruangan, bersama Aisyah dan Melody disampingnya.
Melynda memainkan biolanya, mendampingi Fanny yang berjalan menuju Rasya.

Rasya terdiam, menatap Fanny dengan gaun melayu muslimah dengan desain modern yang mewah dan elegan. Kepalanya dihiasi dengan hijab, dan mahkota platinum. Namun, wajah cantiknya masih tertutup dengan wedding veil.

Hingga, Fanny sudah berada di hadapan Rasya. Mereka bertatapan, namun masing-masing dari mereka belum bisa menatap satu sama lain dengan jelas.

Dengan tangan gemetar dan perlahan, Rasya membuka wedding veil yang menutupi wajah Fanny.

I Still Want You.. {R💜F}Where stories live. Discover now