29 - Penyesalan

2.2K 260 73
                                    

5,3k words

tadinya mau update setelah komentarnya genap 40, tapi karena ga sampe2 dan chapter-nya udah selesai ditulis, so here u go

HAPPY READING!

○○●☆●○○

Butuh waktu berapa lama bagi Jaehyun untuk menyadari bahwa Taeyong lebih dari sekadar lelaki yang mudah dia cari penggantinya?

Satu hari?

Satu minggu?

Satu bulan?

Sayangnya, Jaehyun menyadari hal itu tepat saat punggung Taeyong hilang di  balik pintu. Saat Krystal membawanya keluar dari kediaman mereka padahal Taeyong juga dirinya sedang baik-baik saja. Hubungan mereka hari itu sangat baik-baik saja.

Lantas mengenai Taeyong yang ia pikir hanya pemenuh kebutuhan seksualnya saja. Pria itu memikirkannya sepanjang malam, dengan hati-hati karena ia akan berakhir menjadi pria brengsek jika hal itu ternyata benar adanya. Malam itu ia menyangkal dengan fakta bahwa, ia tak akan repot-repot membawa Taeyong ke seluruh momen dalam hidupnya hanya untuk seks.

Kalau memang kehadiran Taeyong tak lebih dari pemuas nafsu semata, maka Jaehyun nggak akan memperkenalkan Taeyong pada teman-temannya. Ia tak akan mengajak Taeyong touring ke luar kota, lalu berakhir ditanya-tanyai sebab Jaehyun nggak pernah membawa anak semuda Taeyong masuk ruang lingkup pertemanannya. Ia tak akan membawa Taeyong ke tengah-tengah sekumpulan pria dewasa hanya untuk membuatnya mendengarkan obrolan membosankan tentang bisnis atau rencana touring ke depannya. Jaehyun pikir, segala sesuatu akan menyenangkan apabila dilakukan bersama Taeyong. Mereka hanya harus memisahkan diri saat teman-temannya tengah beristirahat dan bercengkerama sehingga Jaehyun memiliki kesempatan untuk mengajak Taeyong berkeliling ke tempat wisata yang ia tahu. Pemuda itu mengenal hampir seluruh temannya di dalam maupun luar pekerjaan. Apakah Jaehyun melakukan itu untuk seks? No. Jaehyun menghargai tiap kebersamaan mereka. Itulah mengapa ia melibatkan pemuda itu dalam kegiatannya di luar pekerjaan.

Hubungan mereka terlalu manis hingga Jaehyun berakhir terlena. Membuatnya lupa kalau mereka bisa kepergok kapan saja. Pria itu nggak pernah menyangkal bahwa mereka bisa saja berpisah kalau hubungan ini diketahui. Tapi andai saja Jaehyun sudah siap dengan solusi kalau kemungkinan itu sungguh terjadi, maka mereka tak perlu berpisah terlalu lama. Seharusnya dia bisa membawa Taeyong kembali sesegera mungkin kalau saja ia tidak terlena dengan pekerjaannya, dan keberadaan Taeyong di sisinya.

Lagipula, semesta tampaknya sedang tak berpihak pada mereka–terutama pada Jaehyun.

Satu hari setelah perpisahan mereka, bisnisnya dan Johnny nggak berjalan lancar. Mereka cukup merugi, hingga nyaris kehilangan beberapa client saat salah seorang karyawan yang mereka percaya menjalankan bisnis ini malah melakukan penyelewengan. Berbagai komplain mulai dia terima dari client yang mengaku bahwa barangnya tak pernah sampai. Ketika ia dan Johnny sibuk mencari penanam modal, rekan yang ia percaya mengisi posisi asisten manajer itu mencari celah agar uang perusahaan masuk ke kantong pribadi. Salahnya, ia dan Johnny terlalu percaya sehingga jarang melakukan audit yang telah dijadwalkan sebulan sekali sesuai perjanjian sampai nanti kantor mereka resmi dibuka.

Bisa ditebak, hari-hari Jaehyun begitu sibuk hingga di titik merasa dua puluh empat jam dalam sehari tidak cukup. Ia tidak sempat memikirkan Taeyong dan kelanjutan hubungan mereka. Jaehyun disibukkan dengan pekerjaan di kantor, meyakinkan dan mencari investor baru hingga melakukan ganti rugi agar client mereka nggak kabur semua. Semuanya terlalu melelahkan hingga Jaehyun jadi jarang pulang ke rumah, serta memilih tidur di mess dekat kantor supaya tidak terlambat ke kantor. Pola makannya tak teratur, jam tidurnya turut berantakan. Ia terbiasa diingatkan Taeyong tentang segala hal. Terbiasa menerima belasan pesan dalam sehari yang isinya Taeyong menyuruhnya ini dan itu. Meski nggak sekalipun pria itu keberatan sedemikian diatur-atur.

Loving Her Brother [Jaehyun × Taeyong]Where stories live. Discover now