16 - Permulaan

3.2K 285 100
                                    

happy reading!


○○●☆●○○

Jaehyun ingat bagaimana pertemuan pertama mereka. Di satu acara family gathering yang diatur salah seorang tante dari pihak ibunya, semua anggota keluarga inti calon mempelai termasuk Taeyong dan neneknya hadir di acara itu. Saat pertama kali bertatap muka, Jaehyun bergumam “how perfect” di depan adik iparnya. Jaehyun tahu, Krystal punya visual serta postur yang menganggumkan hingga digaet salah satu rumah fashion, tapi Taeyong adalah hal berbeda. Mukanya kecil, iris matanya seperti boba yang berbinar penuh ekspresi, hidungnya bangir, pipinya bersemu merah, bibirnya tipis hingga pemuda itu tampak lucu ketika berbicara sebab bibirnya akan maju beberapa mili, ditambah gigi kelinci yang membuat Taeyong tampak seperti bayi baru tumbuh gigi. Jaehyun nggak pernah tahu, kalau seluruh bagian itu disatukan akan menghasilkan wajah teramat sempurna. Terlebih usia calon adik iparnya menginjak angka tujuh belas kala itu.

Tak ada pikiran aneh apapun saat itu. Jaehyun hanya berpikir, andai saja ia mempunyai adik seperti Taeyong yang lugu. Bukankah akan menyenangkan kalau Jaehyun bisa berbagi cerita tentang dunia yang ia jalani. Tentang jarak dua belas tahun usia mereka dan tentang apa yang sudah Jaehyun alami serta belum dialami pemuda itu.

Alih-alih membuat mereka akrab, Jaehyun tanpa sadar membuat adik iparnya segan karena pembawaan Jaehyun yang tegas dan kaku. Bukan tanpa alasan, Jaehyun adalah seorang kakak laki-laki dari Jeno yang sifatnya bertolak belakang. Jeno cenderung pembangkang, tidak seperti kedua kakaknya yang iya-iya saja menuruti tuntutan ibu mereka. Sikap Jaehyun pada Jeno dan sebagian besar orang sangatlah kaku. Makanya Jaehyun cukup–bahkan sangat–kaget melihat interaksi Krystal dan adiknya. Krystal nggak pernah ragu memeluk bahkan mencium adiknya. Padahal wanita itu tampak keras dan tak tersentuh. Pria manapun akan segan jika berhadapan dengan Krystal.

Jaehyun bergidik ngeri membayangkan ia melakukan hal serupa pada adiknya. Bukan berarti Jaehyun tak menyayangi adiknya, hanya saja mereka punya cara tersendiri untuk menunjukkannya.

Tapi anehnya, Taeyong mau-mau saja diperlakukan seperti itu oleh kakaknya. Setelah mengenal lebih jauh, Jaehyun tahu itu adalah hasil dari kasih sayang yang sempurna dari orang-orang di sekeliling Taeyong. Makanya anak itu terbiasa dengan afeksi yang menurut beberapa orang mungkin berlebihan.

Setelah itu semua berjalan seperti biasa. Pernikahannya lancar, tugas layarnya lancar dan hidupnya flat alias begitu-begitu saja. Perubahan besar itu Jaehyun rasakan setahun kemudian, tepatnya saat mendengar kabar duka atas meninggalnya nenek Krystal. Jaehyun yang kebetulan baru berlabuh langsung menuju ke kampung halaman Krystal setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan.

Di sana Jaehyun bertemu Taeyong lagi, satu tahun setelah pertemuan pertama mereka. Taeyong tumbuh dengan baik, tubuhnya semampai dan parasnya kian elok.

Beruntung sekali orang-orang yang tinggal di kampung ini, bisa melihat wajah adik iparnya setiap hari.

Mas Jaehyun, ya?” Taeyong menyapa dari balik punggung Jaehyun.

Tanpa punya niat buruk, Jaehyun ingin pemuda itu memanggil namanya setiap hari dalam keadaan apapun. Entah saat Taeyong sedang senang, sedih maupun ketika mereka sedang bergumul di atas ranjang.

Pemuda itu tampak tabah meskipun baru saja menguburkan jasad sosok yang membesarkannya. Masih mau tersenyum pada Jaehyun yang datang terlambat. Senyum dengan gurat luka, senyum yang membuat Jaehyun ingin melindunginya.

Ketabahan yang Jaehyun kagumi itu musnah ketika ia hendak memanggil Taeyong untuk makan malam. Tangis Taeyong pecah dalam pelukan teman karibnya.

Kalau nggak ada nenek, aku gimana?”

Loving Her Brother [Jaehyun × Taeyong]Where stories live. Discover now