01 - Kedatangan

5.4K 437 12
                                    

🍑

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🍑

“Mbak dimana? Aku udah di depan loh ini.”

...“Kok di depan? Mbak udah masuk ke peron. Ah, kamu!”

“Makanya, kalau di-chat, tuh dibaca. Mau disusulin ke dalem apa gimana?”

...“Enggak usah, deh. Kamu tunggu aja di situ. Jangan kemana-mana.”

“Oke, oke. Teleponnya jangan dimatiin, Mbak. Aku kasih patokan, biar enggak susah nyarinya.”

...“Badanmu gede, kok. Nggak bakal susah, lah!”

“Tapi di kampung badanku yang paling kecil. Maya juga bilang gitu.”

...“Hahaha berarti kamu nggak tambah tinggi, dong? Hati-hati ya, dicengin tuh entar sama Mas-mu.”

“Ih, Mbaaak. Aku, kan nggak pendek!”

...“Hm, iya-iya. Terserah kamu, deh.”

“Ck. Cepetan dong, Mbak. Panas banget di sini. Aku deket pintu masuk. Enggak jauh dari boneka raksasa.”

...“Iya, sabar. Rame banget, padahal lagi nggak musim liburan. Eh, kamu enggak salah outfit, kan? Gimana nggak panas, di sini tuh bukan daerah pegunungan. Ngapain pakai jaket tebel?”

“Mbak udah liat aku? Panggil, kek. Malah ngeledek.”

...“Hahaha... Adek sayaaaang.”

Taeyong menjauhkan ponselnya dari telinga. Mendapati sosok kakaknya berada di antara kerumunan manusia yang memadati stasiun kereta. Tampak kepayahan karena sepatu dan bajunya.

“Bukan aku yang salah pakai baju, tapi Mbak Krystal,” cibir Taeyong saat sadar beberapa mata mengarah pada mereka. Kakaknya memakai gaun merah darah dengan make up bold, serta heels tujuh senti.

Perempuan itu tertawa kecil, lantas memeluk adiknya yang sudah lama tidak dia kunjungi di kampung. Pipi Taeyong tampak lebih tirus. Padahal sewaktu mendiang neneknya masih hidup, pipi adiknya selalu gembul. Ia sedikit banyak paham perasaan sang adik. Pasti sulit menerima kepergian seseorang yang merawatnya sejak bayi.

“Tadi di kereta makan apa?”

Netra Taeyong seketika berbinar. “Aku makan nasi goreng, Mbak. Enak banget. Tadinya mau nambah, tapi malu.”

“Malu kenapa?”

“Yang lain cuma makan satu porsi.”

Krystal terbahak. “Ya, nggak apa-apa, dong. Kan, kamu bayar.”

“Eh, bener juga, ya.” suara pemuda itu terdengar penuh sesal, lantas menyeret kopernya mengekori Krystal membelah lautan manusia. “Harusnya tadi aku beli satu porsi lagi.”

Loving Her Brother [Jaehyun × Taeyong]Where stories live. Discover now