28 - Perpisahan

1.8K 248 41
                                    

Disclaimer:
sifat karakter/tokoh dalam buku ini hanya karangan penulis

3,6k words

HAPPY READING!

○○●☆●○○

Hal yang Taeyong rasakan saat kepingan kesadarannya terkumpul adalah sakit di sekujur tubuh terutama nyeri hebat di kepala.

Taeyong masih membiasakan cahaya yang masuk dari celah tirai jendela ke matanya. Sinarnya terlalu terik untuk mengatakan saat ini masih pagi.

Tapi, apa yang membuat Taeyong bersyukur adalah ia terbangun di tempat yang sangat ia kenali.

“Lo udah bangun?”

Itu suara Ten. Taeyong tak pernah merasa sesenang ini mendengar suara temannya.

Walau Taeyong tak berani bertanya. Tentang mengapa dan bagaimana ia malah terbangun di kamar Ten, atau sejauh mana tindakan Lucas padanya semalam.

Apa seseorang menemukannya di pinggir jalan, usai tubuhnya dipakai cowok itu?

Apa Ten tahu jika Taeyong pergi bersama Lucas?

Apa Ten akan menganggapnya pengkhianat?

“Mana aja yang sakit?”

Taeyong mengubah posisi susah payah. “Kepala,” ujarnya dengan suara serak.

“Baring aja dulu kalo belum baikan, terus lo makan,” saran Ten. “Tadi gue beliin bubur ayam di gerobak depan.”

Taeyong mengangguk. Beberapa saat masih berbaring telentang sembari membiasakan tubuhnya dengan rasa sakit yang terakumulasi pelan-pelan. Taeyong belum mengecek tubuhnya, tapi setelah mengira-ngira, dia tidak merasakan sakit di bagian bawah.

Saat Ten menyiapkan semangkuk bubur, Taeyong bangkit dari ranjang. Memijat kepalanya yang berdenyut.

“Gue udah makan,” ujar Ten saat mempersilakan Taeyong makan.

Taeyong tak bernafsu makan, tapi ia butuh tenaga. Ia butuh tenaga untuk menghadapi hari ini.

“Kakak lo nelpon terus dari semalem.”

Dan kakaknya.

“Dia pasti khawatir.”

Setelah tinggal di kota, Taeyong merasa ia terus-terusan gagal menjadi adik yang baik untuk kakaknya.

Taeyong kesulitan menghadapi tipu daya cowok-cowok kota yang manis dalam bertutur kata.

“Lo jangan deket-deket Lucas lagi. Apa yang dia lakuin waktu itu harusnya jadi pelajaran buat lo.”

“Aku pikir dia benar-benar menyesal. Aku mau diajak pergi karena dia udah bantuin aku.”

“Harusnya lo ngomong ke gue, Yong. Gue buntu banget harus cari lo kemana.”

“Maaf...” Taeyong nggak tahu harus bilang apa lagi. Ia telah merepotkan banyak orang.

“Ya udah, lah. Udah kejadian juga, kan? Untung aja, ada yang ngasih tahu posisi Lucas.”

“Kamu tahu dari mana, aku pergi sama Kak Lucas?” tanya Taeyong penasaran. Seingatnya, nggak ada yang tahu kalau Taeyong akan dinner bareng cowok itu.

“Ian.”

“Kak Ian?” Taeyong memastikan.

“Malem-malem Ian nelpon gue kayak orang gila,” Ten terdengar kesal. “Gue sampe ikutan gila, karena nggak tahu mau cari lo dimana.”

Loving Her Brother [Jaehyun × Taeyong]Where stories live. Discover now