MS. 06

4.6K 208 1
                                    

Hai hai!!

Gimana kabarnya prenn??

Suka gak sama cerita ini??

Jangan lupa minimal vote-nya lah prenn🥴

****

"KAMU DARI MANA SAJA ACHA??!" teriakan itu begitu menggelegar di penjuru rumah. Tampak Marsha atau Acha yang tertoleh ke samping akibat tamparan dari Ragas.

Marsha menatap datar Ragas. Beraninya dia menamparnya?!

"Lalu, apa urusannya dengan anda?" Ragas yang di beri pertanyaan atau mungkin pernyataan itu tampak emosi. Kentara sekali dengan wajahnya yang memerah dan rahangnya yang mengetat.

"APA MAKSUDMU ACHA?! TENTU SAJA ADA URUSANNYA DENGAN SAYA. SAYA PAPA KAMU, ACHA!!" teriaknya lagi.

Disana, bukan hanya ada mereka berdua. Tentunya ada Adeline, Kai, dan Amora. Sedangkan Lashifa dia izin, katanya ada kerkom.

"Berisik." ketus Marsha menatap datar Ragas. "Nggak usah sok deh. Lagian mau gue mati aja, lo nggak peduli. Jadi, sekarang gausah sok ngelarang gue. Gue muak!" timpalnya sinis.

Marsha tak habis fikir dengan keluarga ini. Acha adalah putri kandung mereka, lalu, kenapa mereka memperlakukannya seakan Acha adalah anak pungut? Sedangkan Amora yang jelas anak pungut malah mereka perlakukan layaknya seorang putri di rumah itu.

Acha hebat bisa bertahan, walaupun pada akhirnya dia harus meninggal dan menumpahkannya pada Shafa.

Marsha menatap malas mereka. Tanpa kata dia langsung beranjak dari hadapan Ragas menuju kamarnya. Ayolah, dia capek baru dari perusahaan!

"ACHA!!" Ragas meneriakinya lagi. Tapi tak di hiraukan.

Ragas mengusap wajahnya kasar. Adeline menghampiri, mencoba menenangkan. "Udah mas, mungkin Acha baru jalan-jalan atau mungkin ada tugas juga."

Ragas menghembuskan nafasnya kasar.

Kai lebih memilih pergi dari rumah. Dia akan pergi nongkrong bersama teman-temannya. Sedangkan Amora. Cewek itu menatap penuh benci dan amarah kearah Acha lewat.

Harusnya, Acha itu di hukum!

Harusnya, Acha di cambuk seperti biasa!

Harusnya, Acha tidak dibela oleh Adeline!

Harusnya, Acha tidak berontak dan pasrah seperti biasa!

Amora benci dengan semua kebahagiaan yang Acha dapat. Tidak! Dia harus bisa membuat Adeline berpihak padanya lagi! Bagaimanapun caranya, Amora tidak ingin posisi-nya tergantikan oleh Acha. Walau pada dasarnya, dirinya lah yang merebut posisi Acha di keluarga itu.

Tangan Amora terkepal erat. Gue bakal buat lo lebih menderita dari ini, Acha!

***

Marsha menghempaskan tubuhnya keatas kasur. Marsha memijat pelipisnya. "Lo hebat, Acha." gumamnya.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam. Tapi, kenapa tadi dirinya tidak melihat Lashifa? Entahlah, Marsha mengendikan bahunya acuh.

Shafa's TransmigrationWhere stories live. Discover now