MS. 03

5.3K 251 1
                                    

Jam pulang tiba, kini Acha sudah berada di parkiran. Tadinya dia akan langsung pergi menemui mereka. Tapi lagi-lagi langkahnya harus terhenti karna seseorang.

"Acha kita anterin aja, ya?" Sheila memelas. Bagaimana pun, dia ini khawatir pada Acha.

Acha menggeleng. "Ngga, gue bisa sendiri." Ayolah, Acha mulai kehabisan kesabaran.

"Tapi 'kan..."

"Denger ya, gue tau emang memori gue hilang. Tapi, bukan berarti semua 'kan? Lagian cuman sementara. Terus gue gak suka kalian tanya-tanya terus kek gini. Gue muak! Udah ya, gue duluan!" Kalimat terpanjang Shafa lontarkan. Sepertinya ini kalimat terpanjang ketika dirinya berada di tubuh Acha.

Tanpa menunggu jawaban Lashifa dan Sheila, Acha langsung melengos pergi ke halte sekolah. Dirinya akan memesan taxi.

"Fa, Acha gak akan kenapa-napa 'kan? Gue khawatir tau," Sheila berujar resah.

Lashifa menggeleng, "semoga aja. Udah yuk kita pulang." Sheila mengangguk lemas.

"Acha kemana?" Lagi-lagi langkah mereka terhenti.

"Kenapa?"

"Acha kemana?" Tanyanya lagi.

"Bukannya lo ngga peduli ya, sama Acha?" Sheila berujar ketus.

"Udah. Kita pulang aja," Lashifa yang memang malas berhadapan dengan geng abangnya itu lantas menarik tangan Sheila bersamanya.

"Lo kemana, Cha?" Batinnya.

Sedangkan yang di tanya sedang berada di halte sekolah. Taxi nya belum juga sampai. Padahal dirinya sudah tidak sabar ingin bertemu mereka.

"Lama banget, aish," monolognya. Acha menyugar rambutnya kebelakang.

Di halte itu tinggal Acha seorang. Karna yang lain sudah pulang menggunakan bis, ataupun kendaraan yang lain.

Tin... Ckittt...

Suara motor berhenti, mengalihkan atensi Acha pada pemilik motor itu. Cowok itu membuka helm full face-nya. Menampilkan sosok cowok yang tampan.

"Belum pulang?" Tanya cowok itu. Ghaizan Marverick. Ketua gang Xerois, geng motor teman-temannya Kai.

Acha menatapnya datar. Tak lama taxi pesanan Acha sampai, tanpa menjawab pertanyaan Ghaizan, Acha langsung masuk kedalam taxi.

Ghaizan tersenyum tipis. Kemudian memakai kembali helm-nya, lantas meninggalkan halte itu.

****

Acha sekarang sudah sampai di depan sebuah cafe. Tampak juga ada motor yang Acha kenali, berarti mereka sudah sampai. Pikirnya.

Acha segera masuk, ia mengedarkan pandangannya. Mencari mereka yang mungkin sudah menunggu dari tadi.

Acha menghampiri. "Sorry telat." Dirinya langsung duduk.

Mereka menatapnya lekat. "Lo siapa?" Tanyanya to the point.

Acha menghela nafas. "Gue, Shafa Lussiana Angie," Acha menatap mereka yang tampak terkejut.

"Gausah ngarang deh lo! Shafa sahabat kita itu udah meninggal!" Cewek itu meggeram marah, matanya menatap tajam Acha yang menurutnya berbohong.

"Dengerin gue, jangan ada yang motong penjelasan gue!" Mengalirlah cerita, dimana pertama kali Shafa berada ditubuh Acha dan masalahnya.

Mereka lagi-lagi terkejut. Setelah cerita itu selesai, mata mereka mulai berair, mereka menangis.

"Jadi mimpi gue sama Kayle, bener? Kalo misalkan Shafa bakal kembali lagi. Walaupun dengan wujud dan identitas berbeda." Lussy Mirabeth, cewek berambut sepinggang itu bergetar.

Shafa's TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang