MS. 02

5.6K 261 3
                                    

Kini Acha tengah menggerutu. Pagi hari dirinya sudah di buat kesal. Dirinya akan bersekolah hari ini, tetapi seragamnya membuatnya jengah.

Seragamnya terlalu kebesaran, rok dibawah lutut, dan baju yang terlalu besar. Acha berdecak. "Ngga ada seragam lagi nih?"

Tak putus asa, Acha mulai menggeledah walk in closet milik Acha. Beruntungnya dia mendapatkan apa yang dia cari.

"Huuh, ada juga. Masih baru lagi, kenapa lo ngga pakai, Cha?" Acha nampak senang. Kemudian segera memakainya.

Setelah selesai, dirinya memakai sedikit pelembab bibir. Tanpa memakai bedak. Menurutnya wajah Acha ini sudah cantik walaupun tanpa memakai make up.

Rambutnya yang sebahu dibiarkan tergerai bebas. Setelah dirasa cukup, Acha mengambil tas dan juga handphone nya. Tak lupa memasukan buku sesuai jadwal pelajaran hari ini.

"Sekolah lagi?" Gumamnya. Ia menghela nafas, kemudian membuka pintu yang ternyata sudah ada Lashifa yang bersiap untuk mengetuk pintu.

Lashifa menyengir, kemudian menarik tangan Acha setelah dirasa sudah menutup pintu kamar.

Mereka berdua berjalan beriringan untuk sarapan terlebih dahulu. Seperti biasa disana sudah lengkap, tinggal mereka berdua.

Mereka berdua duduk dengan Lashifa yang menyapa mereka, dan Acha yang hanya memasang wajah datarnya.

Mereka mulai sarapan dengan tenang. Acha selesai duluan, Lashifa yang melihatnya langsung menghabiskan sarapannya.

"Mau langsung, Cha?" Tanyanya.

Acha mengangguk. "Iya,"

"Ma, pa, Ifa sama Acha berangkat dulu," ujar Lashifa menyalami kedua orangtuanya.

"Iya sayang, yang rajin ya belajarnya." Adeline mengusap sayang surai Lashifa.

Ragas berdehem, "ini uang jajan kamu, Acha." Ragas memberikan uang sekitar empat lembar uang seratus ribuan.

Acha menatap datar. Ia tak menerimanya, justru langsung pergi keluar rumah. Karna untungnya, ternyata Acha mempunyai tabungan. Untuk sekarang Shafa akan menggunakan itu sebelum mengambil uangnya sendiri.

Lashifa mengambil uang itu. "Biar Ifa yang memberikannya." Ragas mengangguk walaupun ia sedikit marah karna Acha sudah pergi tanpa pamit.

Lashifa langsung mengejar Acha keluar. "Acha!" Serunya.

Acha menoleh, menaikan sebelah alisnya.

"Ini uang jajan kamu, Cha," Lashifa menyodorkan uang itu.

"Ambil aja," suruhnya. "Naik apa?"

"H-hah?" Beo Lashifa tak mengerti.

Acha berdecak, "ck, kita berangkat naik apa?" Lashifa membulatkan mulutnya.

"Kita naik mobil, kakak yang nyetir. Ayo," Lashifa mengambil mobil nya. Pun Acha yang langsung menyusul.

Kini mereka sudah sampai di gerbang SMA Generasi Bangsa. Sekolah swasta elite di bawah naungan perusahaan yang terkenal dimana-mana. Nama perusahaan itu adalah Afa Company.

"Kita udah sampai," ujar Lashifa tersenyum. Langsung saja dirinya memarkirkan mobilnya ditempat parkir yang tersedia.

Setelahnya mereka keluar dari mobil. Mereka yang ada disana tentu tau Lashifa itu siapa, selain most wanted dirinya juga terkenal karna anak konglomerat.

Tapi mereka tidak mengetahui bahwa Acha adalah adik dari Lashifa, yang mereka ketahui adalah Acha itu teman dari Lashifa karna selalu bersama Lashifa.

Yang mereka ketahui anak dari keluarga Smith adalah Kai, Lashifa, dan Amora. Aneh bukan? Seharusnya yang mereka ketahui adalah Acha sebagai anak kandung, tapi yang mereka ketahui adalah Amora yang sialnya selalu mengaku anak kandung keluarga Smith.

Shafa's TransmigrationWhere stories live. Discover now