orang lain

48 40 2
                                    


   sialan..

apa....???

tanya sendiri..??


Nagi menengguk coffenya  sampai  habis  , ia terus mengangkat botol sampai ke atas.  Mengintip kedalam, ternyata tinggal setetes . Ia mengeluh " aahh".

Dari belakang seseorang penepuk pundaknya, Bima memberikan coffe padanya. Nagi memejamkan matanya, Bima meletakan di tangan Nagi, lalu membuka sprite menengguknya dengan sungguh cepat.

Nagi bisa mendengar, air yang masuk melewati tenggorokannya. Nagi melihat lehernya yang panjang dan jakunnya yang menonjol, kulitnya tidak jauh berbeda dari afgan, tapi lebih ke eropaan afgan dan dia juga lebih tinggi dari Bima.

Nagi membuka botol coffe, ia mendekatkan botol ke bibirnya. Belum saja ia meminumnya Tangan Bima menjulur , memaksa Nagi untuk cepat - cepat meminumnya . cowo di sampingnya tertawa. Nagi baru menyadari bahwa Bima memiliki lesung pipi.

Bima seketika berhenti tertawa melihat Nagi hanya menatapnya. Ia mengusap wajah Nagi lalu meminum sprite.

" Enak loh " Nagi menawarkan coffe miliknya. Bima hanya menggeleng dan menengadah melihat langit.

Nagi berjalan pelan ketika dia melihat secerca cahaya di bawah. Kepalanya mendongak ke bawah, Bima yang terheran ikut melihat kebawah.

" Gue baru tau ada rumah di bawah.. " Nagi memberikan intruksi untuk tidak terlalu keras saat berbicara. Nagi menunjuk ke samping bahwa ada beberapa rumah di dekat sini juga.

Bima sedikit heran juga , ternyata masih ada rumah yang hampir tidak roboh di sekitar sini. Dia hampir tidak melihat juga rumah berlantai dua bersebelahan dengan rumah ini.

Terlihat Cahaya di samping rumah , dan suara gemuruh terdengar. Nagi, Bima berjongkok bersembunyi di balik tembok.

PB mengobati lukanya sendiri, dia menyalakan lilin lalu memanaskan jarum ia menempelkannya pada luka bekas lilitan cacing. Kakinya membekak dan memerah lalu dia mengobati dengan obat yang PB berikan. Kasta berdiri di depan pintu, ia menonton  PB yang sedang membalut kakinya dengan perban.

Syara dan afgan di kejutkan oleh pintu yang  terbuka mereka berdua menoleh ke belakang.
Agas mengakut beberapa botol di atap , berjalan seperti biasanya.

" dia ga liat kan " katanya pelan. Afgan tidak menanggapi syara , lalu pergi membantu agas.
 
Tapi mereka bertiga terdiam  mendengar gemuruh di bawah mereka. Syara yang  berdiri paling dekat menoleh ke bawah. Afgan dan agas juga. Mereka melihat secarik cahaya dari rumah sebelah dan suara gaduh di bawah rumah. Agfan , syara saling bertatapan lalu menoleh agas. Mereka baru menyadari itu semua, kalo ternyata ada penghuni lain di sini.

Syara sedikit tersenyum, baru saja syara ingin berbicara tapi agas mengacungkan jarinya untuk tidak mengeluarkan suara . Afgan memberi isharat pada syara untuk pergi dari atap, sambil berjongkok. Agas menengok ke bawah ia melihat seseorang dan ternyata cewe berambut pendek dan seorang cowo maskulin seperti orang korea sedang bersembunyi.


Kasta menengok ke arah pintu, dirinya sedang duduk di kursi sambil menahan kantuk. Syara dan afgan muncul . Afgan menghitung dalam hati, masih kurang Nagi dan Bima. ia menoleh pada pria yang berbalut perban. PB hanya menatapnya, agas muncul lalu membuka pintu ke arah luar yang sudah dia sembunyikan.

Nagi mengintip ia sedikit mengeluarkan kepalanya. Ia belum melihat apa - apa di bawah sana.  Bima menepuk - nepuk pundaknya, Nagi tidak menanggapi. Matanya terus menelusuri .

Rumah itu sedikit berlubang . Nagi melihat seseorang sedang berjalan, dan terus muncul bukan hanya satu . Bima memegang tangannya, kini nagi menoleh kebelakang.

Agas menempelkan jari telunjuknya, dan menyuruh cewe berambut pendek itu untuk masuk kedalam.

Failure . ℅Where stories live. Discover now