Raya dan PB

42 35 4
                                    


sakit...

Hina sekali...

Nagi menusuk beberapa cacing di kaki PB walaupun usahanya tidak memberikan hasil. Manusia yang Nagi lempar bilah tubuhnya berputar kesana - kesini raya melihat itu meludah. Tubuh PB merasa lemas karna ia sedikit menghirup sesuatu di ruangan tadi. Kakinya juga membengkak.

Seseorang  menghampiri mereka, dan menyiramkan air di hewan itu. Seketika cacing - cacing itu seperti kepanasan dan mati.

Nagi tidak sempat melihat siapa dia, tapi dia dengan cepat membawa ke luar PB. Cowo berhoddi hitam itu menyiramkan beberapa air dari botol yang dia pegang ke sepunjuru ruangan karna sekarang cacing itu juga keluar dari beberapa bawah kulkas dan lainnya.

Nagi bergegas membawa PB, ia meletakan PB di luar tosebar. walaupun gerimis tak kunjung berhenti. Nagi tidak melihat raya di sampinya dia bertanya pada afgan yang berdiri seperti tidak berhasrat akan sesuatu. Lalu menoleh ke toko.

Bima dan kasta menangis mereka berdua masih memegang pintu, Nagi masih bisa melihat raya dari kejauhan lehernya di liliti cacing dan di belakang ada beberapa yang lain
spesies berbeda dan kepalanya seperi ular. Cowo berhoddi sudah berada di ambang pintu , syara duduk sambil menangis.

Cowo berhoddi hitam itu menarik  Kasta, dan Bima untuk menjauh , ketika tosebar semakin  bergemuruh, dan di samping raya ada seseorang yang menggelendotinya.

Afgan menahan tangan Nagi yang hendak berlari .


Bima memberontak dan berteriak, ia ingin menyelamatkan raya.

PB yang melihat itu bersusah payah berdiri.

Cowo berhoddi hitam itu mendorong Bima lalu membalikan badan.
tapi..

Duarrr.....

PB berteriak..

Raya.....

Suaranya sungguh memekikan telinga, baru kali ini Nagi melihatnya menangis dan berteriak sekencang itu.

PB berjalan dengan pincang mendekat ke tosebar , tubuh wanita yang mengglendoti raya meledak dan  raya ikut hancur, tosebar ikut bergerumuh  dan cacing - cacing itu kepanasan
Tosebar runtuh.

PB semakin menangis .





Failure . ℅Where stories live. Discover now