Terulang lagi

50 43 4
                                    

Syara bersih keras melepaskan tangan  , anak kecil yang melendoti kakinya . Ia benar - benar kesusahan. karna dia sungguh kuat. kobaran api semakin besar membuat Syara bisa melihat wajahnya dengan jelas. Ia membisu, mata anak kecil di depannya mengeluarkan air mata tapi berwarna hitam , pipinya menguning dan pelipisnya malah semakin memar. Syara menjerit dan menangis. " tolong lepasin aku.. " pintanya. reza menggeleng ia juga meminta belas kasih dari cewe yang dia pegang.

Syara melihat keluar, ternyata Raya sedang berlari ke arahnya. Syara seperti melihat sebuah sayap di belakang tubuh raya.

Raya seketika menarik ke dua lengan syara, Reza terhempas. Anak kecil itu malah lebih bringas ketika melihat raya, ia berlari kepadanya lalu menarik tangannya. syara mengambil serpihan kayu di perapian. Dan menusuk tangannya. Syara gemetaran dan ketakutan  , Raya mendorong anak kecil itu lalu membawa tangan syara.

Nagi, afgan bertemu PB dan kasta di sebuah gedung  sekarang cuaca lebih cerah. Afgan memberikan code kalo kayu yang mereka bawa sudah lebih cukup untuk malam ini. Mereka semua kembali ke basmen.

Nagi berjalan paling depan , ia membawa kayu lebih banyak dari mereka bertiga. Kasta berdehem. Afgan memberikan bantuan, tapi Nagi menolak.

Nagi menyerngit , sesampainya di depan basmen karna melihat barang - barang miliknya berada di luar, Bima juga. mereka saling bertatapan.  pandangannya tertuju ke basmen, ia pun melemparkan kayu yang dia bawa. lalu bersih keras berlari dengan keadaan tanah yang becek tapi.

Duar.....

Nagi terlempar , Bima melindungi dirinya  dengan tangan  . Serpihan kayu dan debu berhamburan. Afgan, kasta, PB juga kena imbasnya dari ledakan itu mereka terkena debu. Afgan terbatuk - batuk ia menempis debu yang bertebaran , PB juga , kasta berjongkok.

Bima bergegas membantu Nagi berdiri.
" Ada apa... ?? ". Bima tidak menjawab dengan pertanyaan Nagi. Dia menyuruhnya untuk duduk, Nagi menempisnya. Nagi berjalan ke reruntuhan, dan muncul syara, raya di bawah reruntuhan yang membuatnya mengurungkan niat untuk masuk ke dalam basmen. Afgan berlari menuju meraka berdua. Nagi berdiri, tangannya mengepal, dia tidak melihat adiknya. Raya memeluknya menaruh wajah Nagi di dadanya.


       Langit sudah beranjak gelap, mereka semua membuat perapaian tidak jauh dari basmen yang meledak. Afgan , PB menyalakan api. Bima  , syara masih terkejut dengan kejadian tadi, mereka menyenderkan tubuhnya di tembok.

Nagi mencuci mukanya berulang kali, Raya duduk di samping Nagi. Raya hanya berbicara sendiri, lalu memberikan sebuah kalung pada cewe berambut pendek.

" punya reza... " . Nagi melihatnya sebentar lalu memasukannya ke dalam saku. Mereka berdua berjalan ke perapian. Tapi telinga Nagi seperti mendengar sesuatu desus, dan getaran. Ia menghentikan langkah kakinya. Cewe yang mengikuti di belakangnya juga ikut berhenti, Nagi melihat sekeliling, tubuhnya merinding keringat di pelipisnya. Ia merasa ada yang memanggilnya. Nagi menunduk dengan pelan- pelan, dan sebuah cacing berukuran besar muncul dari balik tanah , ingin melilit kakinya.

"Nagi... " katanya pelan dari bawah tanah.
mata Nagi melotot kakinya menginjak - injak cacing di bawahnya. Raya ikut terkejut ia berlari keperapian dan mengambil  kayu yang tersulut api. PB tersenggol oleh raya, dan memegang tangannya lalu melirik ke arah Nagi. PB dengan cepat mengambil kayu yang lancip  . Mereka berlari bersamaan, Raya dan PB menancapkan kayu di cacing, Sepertinya cacing ini spesies yang berbeda dia tidak mati walau PB sudah menancapkan kayu. Raya ikut menancapkan kayu yang terbakar api tapi cacing itu tidak cepat mati.

Bima  yang mendengar  kericuhan, terbangun ia melihat  keributan di antara Nagi , ia lekas berlari ke perapian dan membawa obor yang besar .




asem


Failure . ℅Where stories live. Discover now