runtuh

78 59 22
                                    

Nagi dan lainnya masih sempat keluar,
pria bermasker, dan cewe berambut pirang jatuh berada di bawah tembok mereka berdua selamat , afgan dan Raya menarik mereka berdua. Seorang cewe tak jauh dari mereka, meringis kesakitan kakinya kejatuhan kayu besar , kaca matanya pecah " Tolongin gue.. " .

" Engga usah " sentak syara. cewe berambut pirang itu mendorongnya. Bima melihat sekitar dia juga gemetaran , matanya mancari Nagi tapi tidak ada, Agas pergi menjauh dari mereka. Bima meneriakinya, "Heyyy..!! mereka semua menengok ke arah Agas.

cewe pirang itu maju, baru satu langkah
Duar...

Tubuh cewe yang kejatuhan kayu meledak, darahnya mengenai wajah, tubuh cewe pirang.
afgan yang berada di belakang juga ikut terciprat darah dia mundur, syara menutup matanya kaget, cowo bermasker pergi duluan Bima lari.

mereka ikut lari di belakang Bima , langit masih gelap , sinar bulan menyinari membuat mata mereka bisa melihat dengan jelas mayat yang tergeletak, darah, dan kotoran seperti muntahan bangunan yang hancur dan baju mereka yang kotor sepatu mereka penuh darah. Mereka kesusahan berlari dalam keadaan jalan yang licin. Bima merasa ada yang melempari dirinya dengan karikil dia mencari dan melihat bayangan di atas bangunan. Afgan, syara, cewe pirang juga melihatnya. mereka semua mengikuti kepergiannya . Ada sebuah cahaya di balik tembok dan gemrutu air, mereka semua mendekat pelan pelan. Syara maju duluan dan dia berpapasan dengan Raya.

Afgan menginjak - injak bajunya yang penuh darah di bawah keran. Dia pula mengusap usap rambutnya dengan air, begitu pula Cewe pirang dia mengucek -ucek bajunya yang penuh darah dan mencuci wajahnya.

Bima berkata lirih," Bisa kamu berenti.. , brisik!

Nagi yang memejamkan matanya dan menyederkan tubuhnya di tembok memegang tangannya yang di balut kain, Raya membuat pembatas, pagar dari batu dan reruntuhan.
Cewe pirang mendekat ke perapian dia , duduk bersebelahan dengan cowo bermasker.
mengeringkan bajunya.Afgan tak kunjung berhenti membersihkan tubuhnya hanya dengan celana seragam sekolah saja.

"Gue kasta, katanya lirih cowo bermasker diam terus melempari kayu kedalam api. Kasta menatapnya sebentar melihat jaketnya tertulis PB.

Raya mendekati syara dengan membawa bongkahan batu, dia menunjuk dengan wajahnya ke arah pembatas yang dia buat .

" Gue cape..! Raya tetap menatap syara tajam, syara bersikukuh duduk.

"Nagi udah dari tadi bikin pembatas , gantian kalo loe ga mau di luar. Syara dengan muka marah bersih keras bangkit dari duduknya . Raya juga menunjuk Bima untuk ikut kerja.

Nagi terbaring lemas di atas kasur lampu kamar padam , dia memanggil adiknya tapi mereka tak kunjung datang . Tiba tiba ibunya muncul kemudian , Ita, Reza, Raya, Syara, Bima Afgan , PB, kasta muncul berdiri di samping Nagi satu per satu mendekat padanya menarik tangan, mencekik dan membawa gunting nafas Nagi sesak, matanya melihat celah ada seseorang memegang tongkat yang berdiri di ambang pintu , dia pergi meninggalkan Nagi.

Matahari mulai terlihat, Nagi masih duduk , menyenderkan kepalanya di tembok. Raya terbaring tidur di sampingnya , dia melihat punggung afgan tanpa baju yang sedang duduk di perapian . Nagi keluar dia naik keatas bangunan dengan hati - hati, Tidak ada yang bisa dia nikmati Dari kota yang sudah hancur ini , angin kencang menerpa rambutnya, Matahari pun terasa sangat panas, Bibirnya kering dan mengelupas.
Ia mengambil HP dari dalam tas membuka kunci melihat panggilan telfon, Tidak ada sinyal, kosong. Hanya ada pesan terakhir dari ibunya

ibu menaruh yogurt dan cemilan walaupun sebentar lagi kadaluarsa .

8.00am

Dia juga melihat pesan yang dia sematkan
🐱ita : gi pipiku tiba tiba ada jerawat besar banget terus mukaku menghitam, tangan juga jadi kering hitam semalam aku pake crim di laci kamarmu dan gue pake lagi di pagi hari, gue tau itu baru belum di buka🙏
kamar mandi sekolah tiba - tiba retak
gue pengin pulang , badan gue ga enak.!

10.10.

ita mengirim vidio
loading

10.15

☺😛

8.00

00

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Failure . ℅Where stories live. Discover now