Bab 36 Teman Baru

17 3 0
                                    

Keesokan harinya ...

Kini Dina, keluarga  dan sahabat-sahabatnya sudah ada di bandara, penerbangan Dina ke korea 15 menit lagi.

"Aku jaga diri baik-baik ya, Nak?"

"Iyah, Mah."

'Pak Rizal mana ya, apa dia nggak dateng?' batin Dina.

"Penerbangan pesawat Garuda Indonesia sebentar lagi!!"

Mamah Jasinda mulai menangis disitu,  Mamah Jasinda tak henti-hentinya menangis dan memeluk Dina.

"Kalau udah sampe jangan lupa kabarin ya?"

"Iyah, Mah."

"Yaudah kalau gitu Dina pamita ya."

"Bay semuanya!!" Dina melambaikan tangan.

Di jalan menuju pesawat pun Dina masih memikirkan dan berharap Pak Rizal datang.

Dan tiba-tiba ...

"Zahreena Dina Maheswara!"

Suara itu, suara yang selalu Dina dengar dengan menyebut nama lengkap Dina. Dina menoleh kebelakang.

"Pak Rizal." Wajah Dina sudah berseri-seri.

Dina langsung larih dan memeluk Pak Rizal.

"Saya kira Bapak nggak dateng."

"Saya datang untuk kamu."

"Dina, saya ngomong penting sama kamu, sebelum kamu berangkat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Dina, saya ngomong penting sama kamu, sebelum kamu berangkat."

"Saya cinta kamu, ya mungkin ini aneh seorang guru cinta sama muridnya sendiri, tapi cinta itu tumbuh dari Tuhan dan kita sebagai seorang insan hanya bisa menjalankan dan merasakan cinta itu, saya siap nunggu kamu 4 tahun."

Mata Dina sudah berkaca-kaca.

"Saya juga cinta sama Bapak."

Kemudian mereka berpelukan, keduanya menangis di pelukan satu sama lain.

"Belajar ya rajin ya, semoga kamu jadi orang yang bermanfaat untuk orang banyak," pesan Pak Rizal.

Dina tak bisa menangas tangisan." Jangan nangis Dina, saya nggak suka air mata."

"Biar saya yang anatar ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Biar saya yang anatar ya."

Kini Dina sudah ada di dalam pesawat.

Mencintai mu adalah keinginan  dan bersamamu adalah  pilihan , perpisahan bukanlah akhir dari sebuah hubungan, semoga aku dan kamu dipertemukan dengan versi yang lebih baik. Aku bahagia mengelamu, wahai sang pemilik cintaku 🌻

***

Kini Dina sudah sampai di Korea, Dina tengah memberikan apartermennya. Dan mulai besok dia akan kuliah.

Setelah selai bersih-bersih Dina mengabarin kedua orang tuannya bahwa dirinya sudah sampai, Dina juga tak lupa mengabari Pak Rizal.

Dina:" Haii!"

Rizal:" Jamu sudah sampai?"

Dina:" Udah baru aja, aku habis bersih-bersih."

Dina:" Liat deh apartermennya bagus banget."

Rizal:" Kamu suka?"

Dina:" Suka, tapi aku lebih berang kamu.

Rizal:" Hehehe..."

Mereka asyik mengobrol sampai larut malam.

***

Esok harinya ...

Hari pertama Dina masuk kampus yang ada di korea, jujur kampus ini adalah kampus impian Dina akhirnya Dina bisa kuliah disini, walaupun seribu bujukan untuk Papah, Papah pun akhrinya bisa luluh juga mengizinkan Dina kuliah disini.

Saat Dina berjalan dan membawa buku banyak, tiba-tiba ia bertabrakan dengan seorang pria, buku yang Dina bawa berserakan jatuh. Pria itu langsung membantu Dina  mengambil buku-buku Dina.

"Sorry," ucap Pria itu meminta maaf.

"It'ok," jawab Dina.

"Are you Indonesia?" tanya pria itu.
(Apakah kamu orang indonesia)

"Yes,  How do you know I'm Indonesian?" tanya Dina.
(Iyah, kenapa kamu bisa tau aku orang indonesia?)

"Dari wajah kamu," jawab lelaki itu menggunakan bahasa indonesia.

Dina terkejut lelaki itu bisa berbahasa Indoensia.

"Kamu bisa bahasa Indonesia?"

"Tentau, aku asli dari Indonesia dan aku berkuliah disini, ayah ku orang Korea ibu ku Indonesia," jelasnya.

"Kenapa kamu nggak bilang dari tadi."

"Maaf aku mengerjaimu."

Dina agak sedikit kesal.

"Nama ku Axel." Lelaki itu mengulurkan tangan.

"Dina." Dina membalasnya.

"Apakah kamu mau menjadi temanku?" tanya pria itu bernama Axel.

"Tentu, kita akan melewati 4 tahun ini bersama," jawab Dina.

Kemudian mereka masuk kelas, ternyata   jurusan mereka  sama.


My Teacher Is My Soul MateWhere stories live. Discover now