Setelah melangsungkan acara lamaran, besoknya keluarga Dina pulang liburan mereka sudah habis, Dina juga harus ke sekolah.
Esok harinya ...
Dina mulai berangkat sekolah seperti biasa, Rifqi menghampiri Dina ke kelasnya.
"Dina kamu kemana aja sih, aku nyarin kamu?" tanya Rifqi.
"Aku lagi liburan sama keluarga aku."
"Terus kenapa aku chat nggak di bales, telfon nggak di angkat?"
"Aku sengaja matin HP aku, aku nggak mau di ganggu sama siapa-siapa."
"Din, kalau ada apa-apa cerita sama aku jangan di pendem gini."
"Aku nggak papa kok."
Setiap melewati koridor sekolah, ataupun kantin pasti Dina berpapasan dengan Pak Rizal dan Bu Mawar yang tengah jalan bareng. Apalagi sekarang sikap Pak Rizal dingin banget sama Dina.
Sepulang sekolah, Dina disuruh duduk di ruang keluarga karena Papah dan Mamah ingin berbicara penting.
"Ada apa Mamah, Papah?" tanya Dinq yang baru saja pulang sekolah.
"Papah ingin membicarakan hal penting sama kamu."
"Hal penting apa, Pah?"
"Pak Rizal mengundurkan diri sebagai guru privat kamu."
'Deg!'
Dina terkejut mendengarnya, kenapa Pak Rizal mengundurkan diri?
"Papah sudah menemukan guru privat kamu, orangnya sangat baik."
"Terserah deh." Dina meranajak bangun ke kamarnya.
***
Dina merebahkan tubuhnya di kasur, ia mengambil guling lalu memeluknya. Tanpa disadari, air matanya keluar.
'Sebenarnya apa yang terjadi sih sama Pak Rizal? Kenap tiba-tib dia ngundurin diri?'
'Apa karena Bu Mawar?'
"Iiihhhhh ... sebelll ... baj*ngan ... bang*s!!" Semua unek-unek Dina keluarkan.
Tiba-tiba Dina memiliki ide untuk datang ke rumah Pak Rizal untuk minta penjelasananya. Dina bangkit daru kasur, ia meminta alamat rumah Pak Rizal dari Papahnya, lalu setelah itu ia bersiap-siap dan berangkat.
Dina berangkat menggunakan taxi online, ia pergi sendiri ke alamat yang Papahnya sudah diberi.
Sesampainya disana, Dina tercengah dengan rumah Pak Rizal yang begitu mewah dan indah, dengan hiasan bungan-bungan bermekarang di teras rumah dan ada kolam renang di depan rumahnya, sungguh mewah.
Dina melihat ada pak satpam menghampirinya." Maaf Non, cari siapa ya?" tanya Satpam tersebut.
"Saya cari Pak Rizal, apa benar ini rumahnya?"
"Iyah bener, silakang masuk Non." Satpam itu mengizinkan Dina untuk masuk.
Dina membunyikan bel, tak lama seseorang dari dalam keluar.
"Maaf cari siapa ya?" tanya wanita baru baya berpenampilan selerti ART.
"Saya Dina, saya mau cari Pak Rizal. Apakah Pak Rizalnya ada?" tanya Dina.
"Ada di dalam, silakang masuk!" Art itu memepersilakan Dina masuk.
Dina duduk di ruang tamu dengan di temani oleh segelas jus mangga dan kue sedangkan bibi memanggil Pak Rizal. Dina terus memandangi tiap sudut rumah, banyak foto kecilnya Pak Rizal, sampai Dina memberanikan diri untuk melihatnya lebih dekat.
Terlihat di gambar dua orang anak kecil, Dina menduga itu adalah adiknya Pak Rizal.
***
Bibi mengetuk ruang kerjanya Rizal."Permisi, Den."
"Masuk, Bi," sahut Rizal.
"Ada apa Bi?" tanya Rizal yang sibuk dengan leptopnya.
"Di ruang tamu ada cewek nyariin Den Rizal."
"Siapa, Bi?"
"Namanya kalau nggak salah Dina."
Seketika Rizal menutup leptopnya.
"Siapa Bi, Dina?"
"Iyah, Den."
'Ngapain dia kesini, gawat kalau Dina sampai tau Rifqi adik saya."
Rizal langsung turun menemui Dina.
Rizal melihat Dina tengah melihat foto-foto keluarga yang terpasang di rapih di dinding. Rizal baru sadar ada foto Rifqi di lorong rumahnya.
"Ehemm ..." Rizal berdehem.
"Eh, Pak Rizal."
"Ngapain kamu kesini?" tanya Rizal.
"Saya mau protes sama Bapak."
Lalu keduanya mengobrol sambil duduk.
YOU ARE READING
My Teacher Is My Soul Mate
RomanceDina kesal dengan guru barunya di sekolah yang mengajar bahasa Indonesia. Sebab karenanya Dina hampir tertabrak olahnya, bukannya minta maaf dia malah pergi. Setiap hari Dina harus bertemu dengan guru baru itu yang bernama Rizal yang selalu membuatn...