Bab 19 Tumbuh Rasa Cinta

16 4 0
                                    

Setelah makan bakso, merekapun pulang.

Malam harinya ...

Rizal tengah membaca buku di kamarnya, entah mengapa pikirannya selalu teruju pada Dina. Yang di bayangknnya selalu senyuman Dina saat di kota itu, mungkin sudah 7 hari mereka menghabiskan waktu bersama. Saat Rizal menutup bukunya pun sampul bukunya tiba-tiba saja berubah menjadi wajahnya Dina.

"Kenapa saya jadi kepikiran Dina terus sih?"

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

"Kenapa saya jadi kepikiran Dina terus sih?"

Rizal mengacak-ngacak rambutnya, ia pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Saat ia bercerminpun terlihat wajah Dina tersenyum kepadanya.

"Hah?" Rizal mengucek-ngucek matanya.

Ditempat lain, Dina juga merasakan hal yang sama. Dina pun selalu teriang wajah Rizal.

"Kenapa gue selalu kepikiran tuh guru sih?"

Keduanya saling dilema dalam pikiran mereka masing-masing

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Keduanya saling dilema dalam pikiran mereka masing-masing.

Keesokan harinya ...

Di sekolah Dina di labrak oleh Clarissa and Geng, Dina di labrak di koridor sekolah.

"Oh, jadi ini yang namanya Dina," ucap Clarissa menyenggol bahu Dina.

"Apaan ini?" tanya Dina.

"Lo nggak usah sok polos deh, kemarin lo ngapain sama Pak Rizal? Lo mau ngerebut Pak Riza? Lo mau caper sama dia?" tanya Eva.

Clarissa memegang rambut Dina, Dina menepisnya.

Rifqi tak sangaja mendenger pimbicaraan mereka, ia mengintip.

'Apa? Dina jalan sama Bang Rizal?' batin Rifqi.

"Dina, lo kan udah punya Rifqi, apa lo belum cukup? Jadi cewek sok cantik banget sih," cetus Eva.

"Maksud kalian apa?" tanya Pak Rizal yang tiba-tiba datang.

"Dina buka wanita yang kalian kira, dia wanita baik yang pernah saya temui," ungkap Pak Rizal.

Rifqi dan cewek-cewek itu tercengah dan terdiam mendenger pernyataan Pak Rizal.

Lalu Clarissa and Geng pergi meninggalkan Dina dan Rizal.

"Apa kamu baik-baik aja, Din?" tanya Pak Rizal memegang kedua bahu Dina.

"Iyah, Pak saya baik-baik aja."

"Pak, tadi saya nggak salah dengerkan, Bapak muji saya baik?"

Pak Rizal memalingkan wajah." Jangan Gr kamu, saya cuma nggak mau mereka mengira kalau kita deket," jelas Pak Rizal.

"Yasudah kalau gitu saya pergi." Pak Rizal melangkah pergi.

'Kenapa jantung ini deg-dagan ya kalau deket sama Pak Rizal?' batin Dina memegang dadanya.

***

'Dari tatapan Bang Rizal tadi, gue liat ada sebuah cinta saat Bang Rizal menatap mata Dina,' batin Rifqi.

Rifqi duduk melamun di balkon sekolah, ia melihat dibawah anak-anak sedang bermain basket.

"Rif, main yok!" teriak Tristan dari bawah.

"Nggak dulu deh, mager," jawab Rifqi.

Dina melihat Rifqi melamun di balkon sekolah sambil melihat orang-orang bermain basket, Dina pun menghampirinya.

"Rif, kamu lagi apa?"

"Eh Dina, aku nggak lagi ngapa-ngapain kok."

"Din, aku mau tanya sesuatu dong?"

"Tanya apa?"

My Teacher Is My Soul MateМесто, где живут истории. Откройте их для себя