63. Semuanya Terjadi Begitu Saja [END]

16.1K 523 17
                                    

"Saya gak mau kamu hamil lagi"

"Pokoknya jangan sampai kamu hamil lagi"

"Saya gak mau kamu kesakitan karna melahirkan lagi"

"Jangan hamil lagi, Saya takut"

Omongan-omongan Juna semasa Jizan masih bayi, terus berkeliaran di kepala Ishana.

Sekarang dia sedang di kamar mandi, dihadapan wastafel meratapi alat tes kehamilan di genggamannya.

Dia melewatkan sesuatu, alat tes itu menunjukkan bahwa sekarang dia tengah mengandung.

"Aku harus bilang apa" gumam Ishana dengan wajah muramnya.

Ketakutan terdahulu muncul lagi di benaknya. Dia takut Juna menyuruhnya untuk menghilangkan janin.

"Kak Ishana!" Seruan Jia dari luar menyadarkannya.

"Ya?! Sebentar" jawab Ishana mencoba menyembunyikan alat tes kehamilannya di lemari kecil disana.

Ishana pun keluar dari kamar mandi.

"Jizan tiba-tiba ketiduran sendiri pas lagi main" ucap Jia.

"Oh oke" timpal Ishana.

Jia mengerutkan dahinya.
"Kak Ishana kenapa?"

"Gapapa, aku gapapa. Kita berkemas sekarang aja ya" ucap Ishana menaikkan kedua sudut bibirnya.

Jia mengangguk cepat.

Mereka akan pergi piknik ke pantai besok. 3 keluarga.
Keluarga Orangtua Juna, keluarga orangtua Ishana dan keluarga kecil Juna.

_____

Setelah memastikan Jizan tidur dengan nyaman, Ishana langsung menuju kamarnya.

Juna belum datang, dia masih ada di ruang kerjanya.

Ishana segera naik ke ranjang, menyandarkan tubuhnya di sandaran ranjang dan menarik selimut untuk menutupi kakinya.

Berbagai kata sedang Ishana rangkai, bagaimana caranya harus mengatakan pada Juna soal kehamilannya.

Tak lama suara kedatangan Juna menyadarkan Ishana, membuat jantungnya semakin berdegup dengan cepat. Dia takut.

Di rasa ada yang aneh, Juna menghampiri Ishana. Dia duduk di samping ranjang, menghadap Ishana.

"Kenapa? Sakit? Kamu pucat" tanya Juna sembari menyentuh dahi Ishana.

"Aku gapapa" jawab Ishana menundukkan kepala dan memainkan jemarinya.

Juna tau betul jika Ishana seperti ini pasti ada sesuatu yang ingin dia katakan.

"Ada yang mau kamu katakan?" Tanya Juna hati-hati meraih tangan Ishana. Dia mengusap lembut jari jemari Ishana.

"Kalau aku bilang, mau janji satu hal?" Tanya Ishana kini menatap Juna.

"Iya"

"Jangan marah sama aku setelah ini" ujar Ishana.

"Kenapa Saya harus marah?"

Ishana menelan kegugupannya dengan susah payah.

"Aku..."

"Ya?"

Tangan Ishana meraih alat tes kehamilan yang dia sembunyikan di bawah bantal. Kemudian dengan perlahan dia menyerahkan itu pada Juna.

"Aku... hamil"

Ishana mengatakannya berbarengan dengan saat Juna menerima dan melihat dengan teliti alat tes kehamilan itu.

With Or Without You ( WOWY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang